FaktualNews.co

Warga Makam Tembok Gede Tolak Jenazah Satu Keluarga Pelaku Bom Surabaya

Peristiwa     Dibaca : 1301 kali Penulis:
Warga Makam Tembok Gede Tolak Jenazah Satu Keluarga Pelaku Bom Surabaya
Petugas dibantu masyarakat menggotong kantong mayat berisi korban tewas ledakan bom Gereja Santa Maria Tak Bercela, di Rumah Sakit Bedah Surabaya, di Surabaya, Indonesia pada 13 Mei 2018. Tiga bom bunuh diri meledak di tiga gereja berbeda di Surabaya usai misa pada Minggu pagi menewaskan setidaknya belasan orang dan 40-an orang luka-luka. ( Gandhi Wasono - Anadolu Agency )

SURABAYA, FaktualNews.co – Jenazah satu keluarga terduga teroris pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, ditolak warga untuk dimakamkan di Makam Tembok Gede.

Sejumlah warga di Makam Tembok Gede, menolak dan tidak ingin pelaku bom bunuh diri Surabaya dimakamkam di tempat tersebut.

“Intinya warga sebagian besar menolak jenazah keluarga itu, dimakamkan di sini,” kata salah seorang warga Jalan Makam Tembok Gede, Fauzi, kepada awak media, Senin (14/5/2018).

Menurutnya, alasan penolakan ini karena terduga pelaku sudah membuat resah masyarakat di Surabaya, dan perbuatannya menyebabkan puluhan orang meninggal.

“Mereka sudah membuat resah masyarakat, dengan meledakan bom di tiga gereja,” tutur Fauzi.

Dulu, lanjut Fauzi, salah satu orang tua keluarga terduga teroris pernah tinggal di daerah Jalan Kranggan Surabaya. Namun, sudah pindah sangat lama dan bukan lagi warga Jalan Kranggan.

Sebelumnya, terduga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, merupakan satu keluarga ayah, ibu dan 4 orang anak-anak, dua diantara masih begitu belia.

Keenam terduga pelaku yakni, Dita Supriyanto (47), Puji Kuswati (43), YF (18), FH (16), FS (12) dan FR (9).

Kapolri Jendral Tito Karnavian mengatakan, sebelum aksi pengeboman di tiga gereja tersebut. Pelaku D bersama istrinya K dan dua anaknya, berangkat menggunakan Toyota Avanza yang telah dipasang bom.

Mobil dikendarai oleh orangtua berinisial D. Awalnya D menurunkan istrinya berinisial K dan dua anak perempuannya FS (12) dan VR di gereja di GKI jalan Diponegoro, kemudian D membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta.

Sementara itu, dua anak laki-laki pasangan D dan K, berinisial Y dan Ir, berangkat sendiri menggunakan motor ke gereja Santa Maria.

Setelah semua keluarga di drop, D kemudian meledakan mobil tersebut di Gereja Pantekosta.

Menurut Tito, ledakan paling besar terjadi di Gereja Pantekosta, karena menggunakan bom mobil.

Tito belum dapat memastikan latar belakang kelompok tersebut, namun, dia mengatakan mereka tak lepas dari kelompok JAD dan JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia.

“JAD dipimpin Aman Abdurrahman. Kelompok satu keluarga ini diduga terkait JAD Surabaya,” ungkapnya.

Warga asal Wonorejo Asri Rungkut, Surabaya meninggal mengenaskan usai melakukan pengeboman di tiga gereja Surabaya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul