FaktualNews.co

Ketika Cadar Jadi Stigma, Setelah Rentetan Aksi Teror di Jawa Timur

Peristiwa     Dibaca : 1689 kali Penulis:
Ketika Cadar Jadi Stigma, Setelah Rentetan Aksi Teror di Jawa Timur
FaktualNews.co/Luhur Wijaya/
Perempuan bercadar saat mengikuti doa bersama terhadap korban ledakan bom Surabaya di Monumen Ringin Contong Jombang, Selasa 15 Mei 2018.

FaktualNews.co – Stigma negatif terhadap perempuan yang menggunakan cadar, setelah sejumlah aksi teror bom di Surabaya, Sidoarjo dan Riau.

Seorang anggota komunitas perempuan bercadar bernama Niqab Squad, Sul (28) beranggapan kekhawatiran yang timbul di tengah masyarakat tersebut tidak berlebihan.

Menurutnya, stigma tersebut muncul atas dasar antisipasi dan ketakutan masyarakat terhadap sejumlah peristiwa teror yang terjadi belakangan ini.

“Biasanya kalau sudah kayak gitu, kita dianjurkan untuk memakai masker sebagai pengganti cadar. Jadi masyarakat tidak terlalu negative thinking,” ujarnya seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis (17/5/2018).

Oleh sebab itu, dirinya dan teman-temannya pun berusaha memahami ketika ada stigma negatif yang dilemparkan pada dirinya.

Dari pengalamannya sendiri, Sul merasa tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak baik dari masyarakat karena ia menggunakan cadar.

Ia hanya menyebut terkadang dilakukan pemeriksaan wajah oleh petugas keamanan saat akan masuk ke tempat-tempat tertentu seperti bandar udara.

“Paling waktu mau masuk bandara, itu kita diperiksa dulu wajahnya, dan yang memeriksa pun petugas yang perempuan. Cuma begitu saja, dilihat wajahnya, lalu sudah,” tuturnya.

Meski demikian, ia mengaku beberapa temannya yang lain sempat medapatkan tatapan sinis dari orang-orang di sekitar mereka karena menggunakan cadar, terutama pascateror bom yang terjadi dalam pekan ini.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin sempat meminta perempuan pengguna cadar memahami kondisi sebagian masyarakat saat ini yang mungkin memiliki pandangan tertentu menyusul terjadinya serangan bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur selama dua hari terakhir.

“Tentu bagi pengguna cadar itu sendiri, agar betul-betul bisa memahami situasi dan lingkungannya karena sekarang sebagian masyarakat kita ada semacam keresahan atau kekhawatiran, atau mungkin bahkan kecurigaan terhadap mereka-mereka yang menggunakan cadar,” kata Lukman di kantornya, Selasa (15/5).

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul