FaktualNews.co – Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah merekomendasikan siwak sebagai alat pembersih gigi alami, meski telah muncul beragam pasta gigi konvensional dengan berbagai penawaran manfaatnya.
Tak hanya di wilayah Timur Tengah, siwak juga digunakan di negara lain salah satunya Jepang. Orang Jepang menyebut siwak dengan sebutan ‘kiyoji’. Oleh karenanya kini siwak pun diekstrak menjadi serbuk dan digunakan sebagai campuran pasta gigi.
Di bulan puasa, penggunaan siwak pun kemudian dianjurkan, baik sebagai alat menjaga kesehatan dan kebersihan gigi, maupun sebagai sarana mendekatkan diri pada sunnah nabi.
Ini disampaikan Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim, Syifa Fauzia. Ia mengatakan siwak telah digunakan di kalangan umat Islam sejak Nabi Muhammad SAW, dan beberapa hadits pun menyebut manfaat siwak dalam menjaga kebersihan gigi.
“Kebersihan mulut itu hal yang penting terutama dalam berinteraksi. (Bersiwak) perpaduan mendekatkan diri dengan hadits nabi dan kebersihan diri,” ujarnya dikutip dari CNNIndonesia.com, Senin (21/5/2018).
Senada dengan Syifa, Nada Ismah, dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia berkata siwak telah dipakai berabad-abad yang lalu. Semakin maju peradaban dan kemunculan pasta gigi konvensional, terdapat beragam riset yang membandingkan siwak dengan pasta gigi. Nada menjelaskan siwak mengandung 19 zat alami antara lain fluor, sulfur, antiseptik astringent, chlorin, dan essential oils.
Zat-zat ini antara lain memiliki fungsi memperkuat email gigi (fluor), memutihkan gigi (chlorin), mencegah pertumbuhan bakteri baik di gigi maupun gusi (antisiptic), pemulihan luka pada mulut atau gusi (sulfur dan vitamin C) serta mendorong produksi saliva atau liur (essential oils).
Nada menuturkan, puasa membuat kegiatan mengunyah berhenti selama 12 jam lebih sehingga mulut pun kering. Kehadiran siwak dapat membantu mengurangi jumlah bakteri serta kandungan minyak esensial meningkatkan produksi saliva.
Siwak berasal dari pohon ara atau memiliki nama Latin Salvadore persica. Tanaman ini tersebar di sekitar wilayah Timur Tengah termasuk Mekkah dan Madinah sehingga ia kerap dijadikan oleh-oleh orang yang menunaikan ibadah haji atau umroh.
Siwak dapat digunakan secara langsung layaknya sikat gigi. Berbentuk batang kayu kecil, ujung siwak dapat dibentuk menyerupai serabut kemudian digosokkan pada gigi. Jika dibayangkan mungkin orang khawatir sebab siwak yang berupa serat kayu digosokkan langsung ke gigi, tetapi Nada menjelaskan serta apda siwak tidak merusak gigi.
“Siwak itu seratnya halus, tidak abrasif (bersifat mengikis). Sifat abrasif sebenarnya ada tapi kita menyesuaikan, jangan seperti mengamplas,” imbuhnya.
Artikel diatas dikutip dari CNNIndonesia dengan judul: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180521110428-255-299915/siwak-antara-kesehatan-mulut-dan-ibadah-di-bulan-puasa