FaktualNews.co

Semburan Lumpur Lapindo Sidoarjo Jadi “Bom Waktu”

Peristiwa     Dibaca : 5202 kali Penulis:
Semburan Lumpur Lapindo Sidoarjo Jadi “Bom Waktu”
Patung manusia lumpur Lapindo. (google image)

SIDOARJO, FaktualNews.co – Dua belas tahun tragedi semburan Lumpur Sidoarjo (Lusi), sampai saat ini volume lumpur panas terus menyembur ke permukaan. Hal itu membuat tanggul penahan lumpur terus ditinggikan.

Semenjak tragedi ditahun 2006 silam, banyak ide dan upaya menghentikan semburan lumpur Lapindo tesebut. Salah satunya adalah teori Bernoulli (tekanan atas dan bawah seimbang), yang dicetuskan oleh Ir. Djaja Laksana, lulusan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

“Bernoulli ini teori yang menyeimbangkan tekanan atas dan bawah sehingga semburan lumpur stabil. Dengan stabilnya tekanan, otomotis semburan akan berhenti dengan sendirinya,” kata Djaja Laksana saat ditemui dikawasan Tanggul Penahan Lumpur kawasan Desa Siring, Sidoarjo, Selasa (29/5/2018).

Selama ini, lanjut Djaja, disekitar semburan lumpur ada penurunan tanah (subsidence) sekitar 3 cm setiap enam bulannya. Namun, semburan ini malah dijadikan obyek wisata oleh Pemkab Sidoarjo yakni Lumpur Sidoarjo (Lusi).

“Hal ini sangat berbahaya. Kalau subsidence terjadi secara perlahan masih tidak masalah. Tapi kalau subsidencenya terjadi secara mendadak kemudian banyak orang, maka akan menimbulkan banyak korban jiwa dan infastruktur yang ada,” ucapnya.

Djaja menegaskan jika solusi menghentikan lumpur ini sangat penting, karena semburan sudah berjalan 12 tahun. Tapi hingga saat ini belum ada tindakan nyata untuk penghentian semburan lumpur tersebut, malah dijadikan obyek wisata.

“Jika semburan ini tidak dihentikan, maka akan menjadi bom waktu. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia sebaiknya cepat menghentikan semburan lumpur tersebut, salah satunya dengan teori Bernoulli ini. Bukan malah dijadikan obyek wisata, sangat membahayakan,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul