FaktualNews.co

Cinderamata Asian Games 2018 Dibuat Ibu Rumah Tangga di Flores

Olahraga     Dibaca : 1700 kali Penulis:
Cinderamata Asian Games 2018 Dibuat Ibu Rumah Tangga di Flores
Berbagai cinderamata yang dipasarkan dalam Asian Games 2018. (Muhammad Latief - Anadolu Agency)

FaktualNews.co – Merchandise Asian Games 2018, bakal dibuat 17 perusahaan termasuk Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM) yang mendapatkan lisensi.

Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 Erick Thohir mengatakan dampak ekonomi perhelatan ini akan terasa hingga pengusaha kecil.

Selain UMKM yang mendapatkan lisensi, mereka juga diajak bekerja sama dalam penyediaan makanan dan minuman.

Selain itu, lanjut Erick, sektor pariwisata juga akan semakin meningkat, mengingat banyak sekali atlet maupun suporter dari negara yang lain datang.

“Pariwisata, baik jangka panjang atau jangka pendek,” ujarnya dalam konferensi pers Asian Games 2018 Majukan Produk Dalam Negeri di Jakarta, seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (30/5/2018).

Untuk mempersiapkan acara ini, panitia merekrut hampir 30 ribu orang, terdiri dari 15 ribu sukarelawan, 15 ribu orang tenaga operasional.

Beberapa perusahaan yang sudah mengantong lisensi antara lain Sritex, DuAnyam, Brodo Footwear, Familia Indo Sejahtera, Cahaya Natural Botanica, dan Giordano Indonesia.

DuAnyam membuat anyam-anyaman dari bambu, daun lontar dan katun bernuansa Asian Games. Salah satu produknya berupa topi anyam berlogo Asian Games 2018.

Produk ini dikerjakan oleh sekitar 400 ibu-ibu rumah tangga di Flores, Nusa Tenggara Timur.

Sritex, perusahaan tekstil dan garmen terbesar di Asia Tenggara menyediakan merchandise berupa kaos, baju dan pernak-pernik lain bernuansa Asian Games.

Sedangkan Brodo Footwear membuat produk sepatu yang pada bagian bawahnya terdapat peta Indonesia, khusus untuk Asian Games.

Merchandise lain yang dipasarkan adalah boneka dan bantal.

Direktur Merchandise Panitia Pelaksana Asian Games 2018, Mochtar Sarman, mengatakan pihaknya menjaring partner pembuatan cinderamata ini melalui laman resmi Asian Games.

Sistem kerjanya adalah bagi hasil, yaitu panitia menetapkan royalti dengan persentase tertentu untuk setiap produk yang terjual.

Menurut Mochtar, pihaknya mengutamakan perusahaan-perusahaan lokal, namun tidak berkompromi soal kualitas.

Perusahaan pemegang lisensi juga harus menetapkan prinsip-prinsip internasional, seperti soal upah minimum dan limbah.

Pihaknya masih membuka kesempatan pada perusahaan lokal lain untuk menjadi partner Asian Games 2018. Saat ini saja ada dua perusahaan lagi yang masih dalam proses mendapat lisensi dengan produk cashing telepon seluler dan kerajinan kulit.

Ketua Kadin Rosan Roeslani mengatakan ada sebanyak 400 pelaku UMKM yang bermitra dengan panitia Asian Games. Karena itu, dia menilai dampak ekonomi acara ini cukup besar.

“Ini mendorong daya beli, konsumsi. Spending akan meningkat,” ujar dia.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Sumber
Anadolu