FaktualNews.co

Bupati Sumenep, Sentil Maraknya Pungli di Pantai Lombang

Wisata     Dibaca : 1201 kali Penulis:
Bupati Sumenep, Sentil Maraknya Pungli di Pantai Lombang
FaktualNews.co/Supanjie/
Sejumlah pengunjung terpantau antri saat membeli tiket masuk wisata Pantai Lombang Sumenep.

SUMENEP, FaktualNews.co – Maraknya praktik pungutan liar (pungli) di objek wisata Pantai Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang dikeluhkan sejumlah pengunjung mendapatkan atensi serius Bupati Sumenep, A Busyro Karim, Sabtu (23/6/2018).

Kritik orang nomor satu di ujung timur pulau Garam ini disampaikan disela sambutannya pada acara ‘Pesta Rakyat Kupatan dan Festival Ketupat’ di pantai Lombang.

Menurutnya, belum lama ini pihaknya menerima keluhan para tokoh Sumenep, yang ada diluar Madura, jika di wisata pantai Lombang marak praktik pungli. Demikmian itu, seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan yang ingin menghabiskan masa libur lebaran 1439 H.

“Selama libur lebaran ini, pengunjung tempat wisata terbanyak adalah pantai Lombang, datanya ada di meja saya. Namun, para tokoh itu mengeluhkan, sewaktu masuk ke pantai Lombang dengan membawa banyak rombongan. Keluhan yang pertama ialah banyak pungutan pungutan liar,” terang Bupati A. Busyro Karim di hadapan para tamu undangan beserta pengunjung, Sabtu (23/06).

Dijelaskan politisi senior PKB ini, kondisi ini berbanding terbalik dengan objek wisata lainnya di Kabupaten Sumenep, yang tidak harus mengeluarkan biaya sampai puluhan ribu rupiah, baik dari bea masuk ataupun parkir kendaraan.

“Dari tata kelola management yang tidak benar seperti ini. Diketahui mereka ingin keuntungan yang besar dengan waktu yang singkat. Namun akibat dari tata kelola yang tidak benar membuat para pengunjung geram dan enggan kembali lagi ke wisata Pantai Lombang ini, ini tidak bisa dibiarkan,” tegasnya.

Atas tidakan sejumlah oknum tak bertanggungjawab itu. Secara tidak langsung telah merusak citra wisata pantai Lombang, yang seharusnya dijaga agar pengunjung tidak kecewa.

“Pantai Lombang, merupakan Destinasi wisata pantai tertua di Kabupaten Sumenep. Banyak masyarakat dalam dan luar Sumenep, menikmati pesona pantai dengan keindahan cemara udang. Namun sangat disayangkan masih banyaknya praktik pungli,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala UPT wisata Pantai Lombang, Anwar tidak menampik maraknya oknum tak bertanggungjawab melakukan praktik pungli tiket bea masuk dan parkir. Sehingga walaupun banyak pengunjung, data yang pihaknya terima tidak sesuai dengan pengeluaran tiket masuk.

“Pengunjung Pantai Lombang, dalam momen Lebaran sampai mencapai 15.000-an pengunjung. Namun tiket masuk yang dilaporkan terjual oleh para petugas di lapangan hanya 4.884. Ini menunjukkan masih banyak yang perlu dievaluasi,” terang Anwar, saat ditemui diruang kerjanya, Sabtu (23/06/2018).

Pria kelahiran Kecamatan Bluto ini pun membenerkan, untuk meraup keuntungan besar, para pelaku pungli ini melakukan modusnya dengan menjual tiket tidak sebagaimana mestinya kepada para pengunjung. Utamanya wisatawan yang datang rombongan.

“Modusnya, semisal rombongan satu mobil ada 16 orang, itu sudah pasti akan bayar semua. Namun, tiketnya hanya dikasih untuk 3 orang saja, jadi sisa uang yang dari 13 orang yang tidak diberi tiket tersebut dimasukkan ke kantong pribadinya,” bebernya.

Kendati demikian, pihaknya selaku penanggungjawab mengaku tidak dapat berbuat banyak. Padahal tindakan praktik pungli di wisata cemara udang tersebut sudah dilakukan teguran, sampai menjadi catatan pada laporannya yang diajukan kepada Pemkab.

“Saya sering laporkan itu pada atasan (Pemkab.red). Namun sejauh ini belum ada tindakan apa-apa mas. Padahal dari pembelian tiket ini sangat perlu di perhatikan oleh pihak Pemerintah, agar pantai Lombang bisa meningkat dalam memberikan kontribusi kepada pendapatan Pemkab Sumenep,” pungkasnya.

Informasi yang berhasil dihimpun media ini, para pelaku pungli meminta setiap pengunjung untuk membayar bea masuk ke objek wisata plat merah itu sebesar Rp 18 ribu hingga Rp20 ribu. Namun sebagian besar uang yang dipungut tersebut tidak disertai dengan tiket masuk bagi pengunjung, sehingga uangnya pun menjadi keuntungan pribadi.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Tags