FaktualNews.co

PUNGUTAN LIAR

‘Ditampar’ Bupati Sumenep, Pengelola Wisata Lombang, Angkat Bicara

Wisata     Dibaca : 1279 kali Penulis:
‘Ditampar’ Bupati Sumenep, Pengelola Wisata Lombang, Angkat Bicara
FaktualNews.co/Supanjie/
Pintu masuk objek wisata pantai Lombang, Kecamatan Batang-batang Sumenep.

SUMENEP, FaktualNews.co – Kritik Bupati Sumenep, A Busyro Karim perihal maraknya pungutan liar (Pungli) objek wisata pantai Lombang, Kecamatan Batang-Batang. Memantik reaksi Kepala UPT wisata Pantai Lombang, Anwar. Orang nomor satu di Pantai Lombang itu, mulai terbuka terkait dugaan kebocoran uang di tempat wisata yang dikelolanya tersebut.

Sebagai Kepala UPT wisata pantai Lombang, Anwar membuka bagaimana dan seperti apa modus para oknum melancarkan aksinya mengeruk untung dari hasil penjualan tiket masuk wisata demi kantong pribadi. Sebagaimana yang dikatakan Bupati Sumenep, A Busyro Karim, saat menyampaikan sambutan dalam event pesta rakyat kupatan dan festival ketupat benerapa waktu lalu.

Menurut Anwar, permainan para oknum penjual tiket masuk terbilang cukup berani. Selain karena banyaknya jumlah, mereka merupakan warga setempat, sehingga penanggungjawab pengelola pun mengaku tidak dapat berbuat banyak.

Bahkan yang miris, dari temuannya, sejumlah mobil rombongan yang masuk wisata plat merah itu. Jika jumlahnya mencapai 16 pengunjung. Maka modus nakal penjual tiket, yang diberikan tanda bukti pembayaran tiket hanya 3-4 orang saja. Tidak heran jika yang terdata hanya 3-4 tiket yang terjual, selebihnya uang tiket masuk kantong pribadi. Dari permainan seperti itu, diperkirakan, per orang (oknum penjual tiket) bisa meraup uang jutaan rupiah dalam sehari.

“Jika ada rombongan 16 orang, yang dapat tiket tanda bayar hanya tiga orang, kan berarti uang tiket 13 pengunjung lain masuk kantong. Kalau per tiket Rp 20 ribu dikalikan 13 orang, mereka dapat meraup untung Rp 260 ribu/mobil rombongan. Jadi tidak heran kalau tahun kemarin, ada yang sampai dapat Rp 8 juta per oknum dalam sehari saja,” bebernya.

Disinggung mengenai langkah pemberantasan pungli yang sudah terang terangan di lapangan tersebut. Pria kelahiran Kecamatan Bluto ini mengaku tidak dapat berbuat banyak. Selain mereka (oknum,red) merupakan warga setempat, banyaknya jalan tikus menuju pantai diakuinya turut menjadi kendala.

“Kami tidak dapat berbuat banyak pak. Mereka semua kan anggota Pokdarwis, warga setempat sini. Kalau kita ganti petugas lain, mendatangkan dari luar semisal, bisa tambah hancur wisata Lombang ini,” tutur Anwar buka-bukaan kepada Faktualnews.co.

Diketahui, jumlah personil UPT wisata pantai Lombang cukup banyak. Dari loket pintu masuk terdapat 35 petugas, yang bertugas di pantai sisi barat 10 orang. Sementara sisi timur pantai di pihak ketigakan.

“Kita ngatasi petugas masuk dan pantai saja sudah kewalahan. Apalagi masih mau ngurus yang sisi timur pantai, tambah sulit kita, makanya di pihak ketigakan saja,” sambungnya.

Anwar merinci, banyaknya titik jalur tikus yang biasa digunakan pengunjung untuk lolos dari jerat tiket masuk menambah panjang sulitnya pengelola wisata.

Sebagai solusi, pihaknya meminta ada upaya penyegaran yang dilakukan daerah, dalam hal ini Disparbudpora. Semisal dibangun pagar tinggi setiap sisi pantai untuk mengatasi wisatawan nakal dan permainan para oknum.

“Bangun pagar setinggi 3 meter, untuk area pantai sendiri bisa diberi kawat, pintu masuk satu. Langkah-langkah seperti ini diyakini evektif mengatasi permainan. Dan ini sudah kami usulkan ke atasan, namun belum ada tanggapan,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, maraknya praktik pungli di objek wisata Pantai Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang dikeluhkan sejumlah pengunjung mendapatkan atensi serius Bupati Sumenep, A Busyro Karim.

Kritik orang nomor satu di ujung timur pulau Garam ini disampaikan disela sambutannya pada acara ‘Pesta Rakyat Kupatan dan Festival Ketupat’ di pantai Lombang, Sabtu (23/6/2018).

Menurutnya, belum lama ini pihaknya menerima keluhan para tokoh Sumenep yang ada diluar Madura. Jika di wisata pantai Lombang marak praktik pungli, seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan yang ingin menghabiskan masa libur lebaran 1439 H.

“Selama libur lebaran ini, pengunjung tempat wisata terbanyak adalah pantai Lombang, datanya ada di meja saya. Namaun, para tokoh itu mengeluhkan, sewaktu masuk ke pantai Lombang dengan membawa banyak rombongan. Keluhan yang pertama ialah banyak pungutan pungutan liar,” terang Bupati A. Busyro Karim di hadapan para tamu undangan beserta pengunjung.

Dijelaskan politisi senior PKB ini, kondisi ini berbanding terbalik dengan objek wisata lainnya di Kabupaten Sumenep, yang tidak harus mengeluarkan biaya sampai puluhan ribu rupiah. Baik dari bea masuk ataupun parkir kendaraan.

“Dari tata kelola management yang tidak benar seperti ini, diketahui mereka ingin keuntungan yang besar dengan waktu yang singkat. Namun akibat dari tata kelola yang tidak benar membuat para pengunjung geram dan enggan kembali lagi ke wisata Pantai Lombang ini, ini tidak bisa dibiarkan,” tegasnya.

Atas tidakan sejumlah oknum tak bertanggungjawab, dinilai telah merusak citra wisata pantai Lombang, yang seharusnya dijaga agar pengunjung tidak kecewa.

“Pantai Lombang merupakan Destinasi wisata pantai tertua di Kabupaten Sumenep, banyak masyarakat dalam dan luar Sumenep menikmati pesona pantai dengan keindahan cemara udang. Namun sangat disayangkan masih banyaknya praktik pungli,” tukasnya.

Informasi yang berhasil dihimpun media ini, para pelaku pungli meminta setiap pengunjung untuk membayar bea masuk ke objek wisata plat merah itu sebesar Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu. Namun sebagian besar uang yang dipungut tersebut tidak disertai dengan tiket masuk bagi pengunjung, sehingga uangnya pun menjadi keuntungan pribadi.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin