Presiden Madura United, Minta Edy Rahmayadi Mundur dari Ketum PSSI
PAMEKASAN, FaktualNews.co – Presiden Madura United, Achsanul Qosasi menuliskan surat terbuka yang ditujukan untuk Gubernur terpilih Sumatera Utara Edy Rahmayadi, berdasarkan hasil hitung cepat.
Dalam surat yang ditulis melalui akun Instagram-nya, Achsanul menyampaikan ucapan selamat kepada Edy Rahmayadi karena sudah memenangi pilkada di Sumatera Utara.
“Selamat berkarya untuk Sumatra Utara bapak Edy Rahmayadi,” tulis Ahsanul sebagai pembuka dalam surat itu
Dengan terpilihnya, Ahsanul meminta agar Edy Rahmayadi meninggalkan jabatannya sebagai ketua PSSI. Achsanul menyampaikan agar Edy Rahmayadi fokus untuk membangun Sumatera Utara dengan memenuhi janji politiknya semasa kampanye ia sampaikan kepada masyarakat.
“Dalam membangun sepak bola Indonesia, dibutuhkan sosok yang serius dan total dalam memimpin organisasi,” tambahnya.
Ia khawatir, nantinya Edy Rahmayadi tidak akan fokus untuk sepakbola Indonesia. Sedangkan pada 2018 ini, Indonesia akan menghadapi event sepakbola yang besar.
Apalagi diketahui, dalam 100 hari ke depan, ada 4 event besar yang membawa harga diri Bangsa: Asian Games, Piala AFF U-19, AFF Cup (senior), dan Piala Asia U-19, yang tentunya membutuhkan atensi dari Ketua Umum PSSI.
“Dibutuhkan keseriusan dan waktu yang banyak untuk mengurusnya. Pembinaan usia muda, pengembangan organisasi, Tim Nasional, lobi internasional, permasalahan kompetisi, hubungan dengan pemerintah daerah, pemerintah, sponsor, AFF, AFC, dan FIFA, bukan pekerjaan yang bisa disambi dan dirangkap. Ini pekerjaan yang butuh fokus dan totalitas,” sebutnya.
Berikut isi surat untuk ketua umum PSSI Edy Rahmayadi
Yth Bapak Edy Rahmayadi,
Selamat berkarya untuk Sumatra Utara.
Sebentar lagi, Bapak akan disibukkan oleh pemenuhan janji-janji politik di Sumatra Utara. Rakyat biasanya akan melihat 100 hari kepemimpinan dalam kapasitas sebagai Gubernur terpilih.
Sementara dalam 100 hari ke depan, ada 4 event besar yang membawa harga diri Bangsa: Asian Games, Piala AFF U-19, AFF Cup (senior), dan Piala Asia U-19, yang tentunya membutuhkan atensi dari Ketua Umum PSSI.
Dibutuhkan keseriusan dan waktu yang banyak untuk mengurusnya. Pembinaan usia muda, pengembangan organisasi, Tim Nasional, lobi internasional, permasalahan kompetisi, hubungan dengan pemerintah daerah, pemerintah, sponsor, AFF, AFC, dan FIFA, bukan pekerjaan yang bisa disambi dan dirangkap. Ini pekerjaan yang butuh fokus dan totalitas.
Sebagai orang yang berkecimpung dalam sepak bola, saya mohon keikhlasan Bapak untuk mundur sebagai Ketua Umum PSSI. Sepak bola membutuhkan pribadi yang total tanpa disibukkan dengan jabatan lain. Ini mengurus Federasi, bukan mengurus klub. Sepak bola itu berbeda, di sini ada pertaruhan kebanggaan, harga diri, dan harapan mayoritas rakyat dalam Persatuan Indonesia. Cabang olahraga lain juga ada, namun tidak sedasyat sepak bola.
Pak Edy, jangan menganggap remeh atau mudah mengurus PSSI. Indonesia punya peluang di Piala Dunia 2026 di Canada dan USA, jumlah peserta akan menjadi 40 negara. Saat itu jatah Asia akan menjadi 8 negara (saat ini 4 negara), plus dari play-off. Artinya kita punya peluang besar menuju Piala Dunia 2026. Saat ini adalah masa kepemimpinan Bapak untuk mencetak mereka menjadi pemain hebat. Kita punya pemain bagus yang saat ini ada di AFF U-19. Tahun 2026 nanti mereka memasuki usia emas dalam sepak bola. Usia mereka 27 tahun.
Kita iri melihat negara lain, seorang Son Heung Min menangis setelah mencetak gol ke gawang Jerman. Bukan karena tidak lolos, tapi karena bangga Korea mengalahkan Jerman. Panama merasa gembira luar biasa saat mencetak gol pertamanya di Piala Dunia. Itu hanya ada di sepak bola.
Beberapa bulan ke depan, kita akan melawan negara-negara Asia, dibutuhkan perhatian penuh Ketum PSSI untuk menjaga martabat bangsa. Ini hanya saran saya, selebihnya tergantung Bapak.
Salam sepak bola
Achsanul Qosasi.