FaktualNews.co

Kuli Bangunan di Mojokerto ‘Sulap’ Limbah Bambu Jadi Kaligrafi Bernilai Tinggi

Ekonomi     Dibaca : 2380 kali Penulis:
Kuli Bangunan di Mojokerto ‘Sulap’ Limbah Bambu Jadi Kaligrafi Bernilai Tinggi
FaktualNews.co/Amanu/
Kaligrafi dari limbah bambu buatan Muslimin, warga Mojokerto

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Berawal dari ketidak sengajaan melihat tayangan salah satu stasiun televisi, Muslimin (28), warga Dusun Kasian, Desa Domas, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, berhasil menyulap sisa potongan batang bambu menjadi kerajinan kaligrafi tiga dimensi bernilai tinggi.

Berkat tangan dan ide kreatifnya, bambu kering yang biasanya hanya di gunakan untuk bahan dinding bambu dan tiang rumah, mampu di sulapnya menjadi sesuatu yang bernilai rupiah. Salah satu contoh, dalam satu set kaligrafi berlafadz Allah Muhammad di jualnya dengan harga 200 ribu.

Bahkan, karna di anggap mempunyai keunikan tersendiri, hasil kaligrafinya kian menjadi buruan masyarakat, untuk di gunakan hiasan dinding. Pemudah dari tiga bersaudara dari pasangan Masduki dan Khusnuna saat di temui di rumahnya menceritakan, sejak tahun 2014 dirinya baru memulai merancang dan mencoba coba membuat kaligrafi berbahan dari bambu.

Setelah dirinya melihat sekilas tayangan di stasiun televisi yang menyuguhkan tentang memanfaatkan bahan bambu, sebagai penghasilan. “Saya sekilas melihat tayang di TV kemudian mencoba membuat, dan akhirnya berhasil. Meski hasilnya belum maksimal namun saya coba dan mencoba lagi hingga kini hasilnya cukup maksimal,” ungkapnya

Dirinya menceritakan, sebelum dirinya mengeluti bisnis ini, Muslimin sempat bekerja sebagai kuli bangunan. Namun karena merasa tidak nyaman, dirinya memutuskan untuk kembali mengeluti usaha membuat kaligrafi.

Bahkan, pada saat itu, Muslimin juga harus memerangi penyakit paru-paru basah yang tengah dideritanya. “Keluar masuk rumahsakit, saya alami, namun saya masih tetap berusaha untuk tak kalah dengan keadaan,” ucapnya sembari menerapkan hasil karyanya dengan teliti.

Kini, pemuda yang juga menjadi tulang punggung keluarga ini, mampu mendapatkan keuntungan lebih dari tangan kreatifnya. Selain membuat kaligrafi berbahan dari bambu kering berlafal Allah Muhammad, dirinya juga pernah membuat kaligrafi Asmaul Husna dengan panjang 1,5 meter yang digarap selama tiga bulan lebih.

Bahan bahan yang harus disiapkan yakni Bambu, gergaji, lem dan cat. Namun yang tidak kalah penting yakni insting, keuletan dan juga kesabaran, sebab dalam penggarapan kaligrafi berlafal Allah Muhammad dengan ukuran 50 X 50 cm saja, dirinya membuathkan waktu 7 hari.

“Hal yang paling sulit dalam pembuatannya adalah saat menyatukan setiap potongan bambu menjadi lafal kaligrafis, seperti Dommah dan menyatukan huruf Hijaiyah dan kharokat,” terangnya.

Selain itu pemotongannya pun juga sulit sebab harus mengetahui karakter bambu yang akan di gunakan dari mulai bambu yang besar dan kecil. Di tambah minimnya alat juga sangat mempengaruhi pembuatannya.

Meski, hasil karyanya masih tak banyak diketahui orang khususnya di wilayah Mojokerto, namun dirinya optimis bila hasil karya mampu bersaing dengan produk lain. “Saya yakin, usaha ini bisa tumbuh besar,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin