SIDOARJO, FaktualNews.co – Dua orang dari tiga pelaku penganiayaan disertai perampasan Handphone, milik Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Surabaya Nur Hasan, berhasil dibekuk, Minggu (8/7/2018).
Kedua pelaku diketahui bernama, Achmad Syamsuddin alias Pampam, warga Ngelom Taman dan Dwi Cahyono Joyo Sentoso alias Kawot, warga Krembangan Taman. Satu perlaku bernama Rizky Wijanarko, Ngelom Taman dinyatakan DPO.
“Dua orang berhasil kita tangkap, satu melarikan diri saat hendak ditangkap,” kata Kapolresta Sidoarjo Kombespol Himawan Bayu Aji Minggu (8/7/2018).
Dari penangkapan tersebut, polisi mengamankan barang bukti Handphone Samsung S8 milik korban dan sebongkah batu yang diduga untuk memukul korban dan sopirnya. Para pelaku akan dikenakan Pasal 365 KUHP dan Pasal 170.
Dijelaskan Himawan, sebelum melakukan pengeroyokan terhadap warga Kletek Taman di depan SPBU Trosobo Kecamatan Taman. Ketiga pelaku usai menggelar pesta minuman keras di rumah salah seorang pelaku.
“Setelah pesta miras, dalam kondisi mabuk. Mereka berencana pergi ke Pacet, Mojokerto. Dalam perjalanan Rizky (DPO) berhenti membeli rokok. Saat akan membeli rokok itu, motor korban berpapasan dengan mobil yang dikendarai korban dan sopirnya,” tambahnya.
Motor pelaku, diduga terhalang mobil korban yang akan putar balik. Dari situlah Rizky kemudian turun dan menghampiri korban. Rizky dan Nur Hasan terlibat cek-cok mulut dan Rizky melakukan pemukulan terhadap korban yang duduk disamping kemudi.
Melihat kejadian itu, Pampam dan Kawot lansung ikut menghampiri dan juga memukuli korban. Korban bersama sopirnya dipukuli ketiga pelaku.
Korban sempat lari menyelamatkan diri dan meloncat ke sungai. Usai dipukuli, HP korban kemudian diminta paksa. “Setelah kejadian itu, korban langsung melapor ke Polresta Sidoarjo dan kedua pelaku berhasil dibekuk,” jelas Himawan.
Sementara itu, Nur Hasan menduga pelaku yang dalam kondisi mabuk tersingung dengan suara knalpot mobilnya. “Mungkin karena knalpot itu mereka yang kondisi mabuk tersinggung atau merasa terganggu,” jelasnya.
Menurutnya, saat itu para pengeroyok membabi buta dalam memukuli dirinya dan sopirnya. Dari mulut mereka sangat jelas berbau alkohol dan diduga habis menenggak minuman.
“Meski, saya minta tolong ke warga. Mereka tidak berani, karena pelaku diketahui premannya daerah setempat,” tutur Hasan.