PASURUAN, FaktualNews.co – Anggaran belanja tak terduga dari APBD Kabupaten Pasuruan, untuk penanganan bencana sebesar Rp 10 miliar hanya terserap sekitar Rp 500 juta.
“Sampai pertengahan tahun 2018, BPBD sudah memanfaatkan dana tersebut sebesar Rp 500 juta, yang terserap untuk mengatasi banjir awal tahun ini. Dana itu kurang lebih sama dengan dana yang dikeluarkan untuk bencana di periode tahun lalu,” kata Kepala Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana, Selasa (17/7/2018).
Dijelaskannya, penggunaan dana itu dimanfaatkan untuk keadaan kedaruratan untuk bencana alam banjir yang meliputi untuk dapur umum, kegiatan pembersihan, pembangunan sandbag, terpal sampai pengiriman air bersih ke lokasi banjir.
“Dari 10 miliar yang dianggarkan, baru terserap 500 juta,” tuturnya.
Bakti menjelaskan, untuk semester pertama ini memang didominasi dari bencana banjir yang rutin terjadi di 11 Kecamatan. Disusul dengan bencana longsor dan angin kencang. Sedangkan di pertengahan tahun ini, BPBD masih terus memantau pengiriman air bersih di daerah rawan kekeringan.
“Untuk saat ini persiapan untuk dropping air bersih ke wilayah rawan kekeringan,” urainya.
Bahkan sejak memasuki musim kemarau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan juga sudah menetapkan wilayah-wilayah yang termasuk dalam kategori rawan kekeringan.
Pada musim kemarau saat ini, sementara masih terjadi kekurangan debit air di beberapa wilayah. Tercatat sudah ada 5 kecamatan yang mengirimkan surat terkait mulai menurunnya debit air.
Dari 5 wilayah itu, lanjut Bakti meliputi Kecamatan Lumbang, Lekok, Winongan, Pasrepan dan Gempol.
“Kendati begitu, menurunnya debit air hanya terjadi di beberapa desa itupun juga sebagian dusun. Sehingga jika ada laporan kekurangan debit air akan kita pantau, jika benar sampai kesulitan baru kita kirim air bersih, dan itupun harus ada laporan dari kecamatan,” pungkas Bakti.