Dipaksa Menikah, Diduga Penyebab Pemuda Gantung Diri di Surabaya
SURABAYA, FaktualNews.co – Tiga orang saksi saat ini sedang dimintai keterangan terkait kasus gantung diri pemuda asal Blitar bernama Angga Riski Pratama (24) dikamar kosnya yang berada di Ploso Timur III, Tambaksari, Kota Surabaya.
Ketiga saksi tersebut antara lain, kedua orang tua yakni Muhammad Karli (48) dan Ny Sulastri (47) serta Abdul Manan (41) tetangga kamar korban.
Dari ketiganya diperoleh informasi, kemungkinan kenekatan korban mengakhiri hidupnya akibat korban merasa dipaksa untuk menikah. Untuk diketahui, korban sejatinya akan melangsungkan pernikahan pada bulan Agustus tahun ini.
“Kayaknya (pernikahan) itu terlalu dipaksakan, tapi ini masih perlu kita dalami,” ujar Kapolsek Tambaksari, Kompol Prayitno, Rabu (25/7/2018).
Petugas kepolisian pun menunggu hasil laboratorium forensik baik pada tubuh korban maupun pemeriksaan sejumlah barang bukti yang ditemukan di TKP untuk memperkuat kesimpulan penyebab tewasnya korban. Termasuk para saksi yang pada saat kejadian berada di lokasi.
“Kalau saksi dari orang tua saja kan tidak berimbang, sehingga perlu di imbangi dengan hasil lab,” lanjutnya.
Dari pengakuan orang tua korban, dijelaskan Kapolsek bahwa M Karli dan istrinya sudah dua kali menemui anaknya untuk mengajaknya pulang ke Blitar menjelang pernikahan.
“Si korban Angga Riski itu menyuruh Ibu dan Bapaknya pulang duluan ae bu. Nanti aku menyusul,” kata Kompol Prayitno menirukan pengakuan M Karli.
Kemudian hari Senin dan Minggu sebelum ditemukan anaknya tewas, kedua orang tuanya kembali mendatangi kamar kos Angga untuk membicarakan pernikahan dirinya.
“Pada hari Rabu dini hari kemudian kedua orang tua kembali ke tempatnya kos, dan kamarnya dalam keadaan terkunci, dibuka ndak bisa. Diintip dari jendela mendapati anaknya tewas,” tutur Kapolsek.
Angga Riski Pratama, seorang teknisi PLN ditemukan gantung diri dikamar kosnya yang berada di Ploso Timur III, Tambaksari, Kota Surabaya.
Jenazah korban awalnya diketahui oleh kedua orang tuanya yang saat itu mengunjungi kamar Angga setelah beberapa hari tidak ada kabar.
“Kami coba menghubungi, ditelepon tidak bisa, di sms juga tidak bisa (dibalas),” aku ayah korban, M Karli.