Saluran Air di Surabaya Memprihatinkan, Kepedulian Warga Kurang ?
SURABAYA, FaktualNews.co – Tiap tahun dilanda banjir, sejumlah saluran air di Kelurahan Ketintang, terutama disepanjang Jalan Ketintang Baru III, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, kondisinya memprihatinkan. Selain terjadi pendangkalan akibat sampah dan tanah, di saluran tersebut juga terjadi penyempitan.
Rupanya, kondisi ini sudah diketahui oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Namun, yang menjadi persoalan adalah tidak adanya itikad warga setempat untuk melakukan pembersihan, meskipun Pemkot mengaku telah rutin melakukan pengerukan saluran.
“Waktu (itu ada acara) cangkrukan sekitar bulan Juni (2018)Pak RT nya (bilang) tolong dibenahi itu (saluran) dari Pemkot Surabaya. Sebagai masukan buat kami, maka kami datang dan kita datangi,” ujar Yuli Darmawati, Kepala Kelurahan Ketintang ketika berbincang di kantornya dengan FaktualNews.co, Jumat (3/8/2018).
Kemudian ia menuturkan ketika itu pihaknya sempat mengajak warga sekitar untuk kerja bakti bersama pihak kelurahan membersihkan saluran air, “Jawabannya Pak RT juga enak, apa? wong saya (warga) ini Lansia semua ya anda-anda lah yang harus kerja bakti,” kata Yuli menirukan ucapan warga ketika ditemuinya kala itu.
Padahal dikatakannya, bahwa tanggung jawab membenahi saluran air yang berada di lingkungan setempat merupakan tanggung jawab bersama, baik pihak kelurahan, masyarakat dan Pemkot Surabaya.
“Nanti didampingi DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau), Pematusan (Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan). Bukan serta merta Pemkot Surabaya,” tandas perempuan yang menjabat sebagai Kepala Kelurahan Ketintang selama setahun terkahir tersebut.
Yuli kemudian membeberkan sejumlah penyebab banjir yang disebutnya sebagai genangan air yang kerap terjadi ketika curah hujan tinggi di kota pahlawan ini. Yaitu, beberapa saluran air yang semakin menyempit hingga sengaja dibuntu warga, “Ada warga yang salurannya diperbesar, ada juga yang itu dibuntu,” singkatnya.
Fakta itu pihaknya peroleh saat dilakukan inspeksi langsung selama dua kali ini dalam tahun semester pertama. Ia kemudian meminta warga membongkar saluran-saluran yang bermasalah agar ketika dibersihkan oleh Pemkot itu mudah, “Dan hingga sekarang belum dilakukan,” akunya.
Bukan saja di Jalan Ketintang Baru III. Persoalan yang sama juga dialami warga yang menghuni di sejumlah perumahan elite di sekitar Jalan Jetis Seraten, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya.
Mantan pegawai Dinas Sosial Pemkot Surabaya ini mengatakan bahwa hal tersebut akibat tidak memadainya saluran pembuangan yang berada di perumahan tersebut.
“(Saluran air) di perumahan disana tidak ada tembusan air di perumahan itu ke saluran air yang lebih besar,” lanjutnya.
Ukuran saluran di perumahan itu juga dikatakannya sangat kecil. Tidak sesuai dengan kemampuan untuk membuang air ke saluran yang besar ketika hujan melanda. Dan ia tegaskan, itu menjadi kewenangan pihak pengembang.
Soal ini, Yuli keberatan bila banjir yang terjadi di wilayah perumahan elite akibat tidak adanya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan saluran dari penumpukan sampah.
“Tahun ini ada tiga lingkungan yang perumahan dan kampung biasa yang ikut (ajang) merdeka dari sampah yaitu ada di RW 8. Ini kawasan elite,” jelasnya.
Dirinya berharap, kesadaran masyarakat terhadap kondisi saluran harus ada. Sehingga beban tanggung jawab Pemkot Surabaya makin ringan, “Karena tidak mungkin kita sendiri,” tutupnya.