Kuliner

Rahasia Kenikmatan Kopi Osing Khas Banyuwangi

BANYUWANGI, FaktualNews.co – Kopi osing khas Banyuwangi, terkenal memiliki keunikan cita rasanya, ringan dan tidak berbau gosong.

Saat menyeruput kopi dan kopi masuk memenuhi langit-langit mulut, rasa asam menyeruak dan meninggalkan jejak rasa kuat di rongga mulut. Bagi penderita asam lambung, kopi ini tidak menyebabkan sakit lambung atau maag.

Menurut pecinta kopi sekaligus tester kopi internasional, Setiawan Subekti, rahasia kenikmatan kopi osing tersebut karena proses pengolahan kopi yang disangrai selama 15 menit, dengan wajan tanah liat dan tungku kayu.

“Kalau menyangrai kopi ini jangan sampai gosong dan terlalu mentah,” jelas Setiawan, seperti dilansir dari Pesona Indonesia.

Selain itu, menurutnya untuk mendapatkan tingkat kematangan kopi yang sama, biji kopi yang digunakan juga harus tanpa dicuci dan harus sama ukurannya.

Tidak hanya pada proses mengolah kopi dan bibit yang berkualitas, keunikan rasa kopi Osing juga dipengaruhi oleh posisi perkebunannya. Menurut Iwan, kopi yang dihasilkan wilayah perkebunan di sisi barat yang dipengaruhi oleh angin gunung dan sisi timur yang dipengaruhi oleh angin laut Gunung Ijen, bisa memiliki rasa yang berbeda.

Menurut Iwan, Cita rasa khas kopi Osing Banyuwangi diuntungkan dua hal, perkebunan yang menghadap ke timur, sehingga dapat sinar matahari yang lebih banyak, dan menghadap ke laut yang artinya kadar garamnya tinggi.

Warisan leluhur

Tradisi menyangrai kopi sebenarnya sudah lama ada pada suku Osing, terutama warga di kaki Gunung Ijen. Kopi dalam bahasa Osing asal Banyuwangi sering disebut Kopai. Namun menurut Iwan, tidak semua orang menguasai tekniknya.

Selain dapat menikmati kopi khas Osing, pak Iwan sengaja membuat tempatnya sebagai konservasi rumah Osing. Di rumah Sanggar Genjah Arum, kita bisa melihat sembilan rumah khas orang Osing berbahan kayu bendo dan tanjang. Setiap rumah memiliki fungsi berbeda. Ada yang dibuat sebagai gudang penyimpan kopi, tempat istirahat, tempat makan, dan tempat pertunjukan. Pengunjung yang datang ke Sanggar Genjah Arum, biasanya disambut dengan iringan merdunya tabuhan suara angklung.

Share
Penulis