Gaya Hidup

Metode BSF: Solusi Atasi Sampah Organik, Hemat Buat Pakan Ternak

SIDOARJO, FaktualNews.co – Solusi mengatasi sampah memang sering diperbincangkan, bahkan berbagai metode juga sudah dilakukan. Namun, ada cara unik untuk mengatasi masalah sampah khususnya sampah organik, yakni dengan cara Metode Biokonversi Black Soldier Fly (BSF).

Metode BSF, merupakan metode pengolahan sampah organik dengan menggunakan larva (maggot) yang diletakkan pada sampah organik dengan tujuan untuk mereduksi sampah tersebut. Metode BSF ini dapat dijumpai di PT. Waste4Change, Area Komposting di Pasar Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Jawa Timur.

Teguh Rahayu (27), Nursery Senior Officer mengatakan, keuntungan metode BSF, selain mengurangi masalah sampah organik, juga dapat memanfaatkan larva sebagai pakan ternak seperti ikan, burung, reptil dan unggas. “Selain sampah berkurang, keuntungan yang lain yaitu larva yang dipanen juga dapat dijadikan alternatif pakan ternak,” ucapnya, Minggu (5/8/2018).

Prosesnya, BSF atau sering disebut lalat tentara hitam dikembang biakkan ditempat yang disebut nursery. Setelah lalat bertelur, telur-telur tersebut dipisahkan dan ditempatkan ditempat yang berbeda untuk proses penetasan.

Setelah menetas dan berusia 5 hari atau yang biasa disebut dengan 5 dol, diletakkan pada sampah organik. Setelah 10 hari, maka larva tersebut sudah dapat dipanen. “Idealnya, 10 ribu larva 5dol (sekitar 15 gram) dapat mengolah 12 kilogram sampah organik dan mereduksi sampah organik tersebut hingga 80 persen. Waktu panen, dapat menghasilkan sekitar 1 sampai 2 kilogram larva yang siap dijadikan pakan ternak,” terangnya.

Agar lebih hemat, larva yang siap dijadikan pakan tersebut, bisa dicampur dengan bekatul untuk membuat pelet. Perbandingannya antara 600 gram larva dan 400 gram bekatul atau dedak untuk takaran 1 kilogram. “Kalau dicampur dedak, perbandingannya 60 persen larva dan 40 persen dedak,” terangnya.

Menurutnya, kandungan protein dalam larva ini cukup tinggi, sekitar 35 persen sehingga baik untuk pakan ternak. “Kandungannya ada sekitar 35 persen protein jadi baik untuk ternak. Selain itu kan saat ini pakan ternak naik. Jadi dapat mengurangi pengeluaran biaya untuk pakan,” jelasnya.

Dia menambahkan, per kilogram maggot hidup, dipatok dengan harga Rp 5 ribu sampai 7 ribu. Selain itu, harganya semakin tinggi saat dijadikan tepung atau pelet, perkilonya bisa mencapai Rp 20 ribu. “Akan bertambah mahal kalau sudah jadi pelet atau tepung,” paparnya.

Dia mengaku pemasaran pakan ternak dari metode BSF ini sudah ke berbagai kota-kota besar di indonesia seperti Surabaya, Sidoarjo, Jakarta, Bandung, Sulawesi, bahkan sampai luar negeri. “Kalau yang dari luar negeri biasanya datang untuk training,” pungkasnya.