Ekonomi

Buah Melon Khas Kangean Sumenep, Meski Mahal Tetap Jadi Buruan

SUMENEP, FaktualNews.co – Buah Melon asal Pulau Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur, buah ini mampu bersaing dengan melon yang berasal dari Jawa, tidak hanya dari segi rasa, harganya pun cukup kompetitif.

Diketahui, melon Kangean memiliki beberapa kelebihan dibandingkan melon Jawa. Diantaranya, melon Kangean rasanya lebih manis dan bentuknya lebih besar. Tak heran ketika melon tersebut lebih diburu dan diminati di pasaran.

“Melon asal Kangean ini lebih diminati, untuk penjualan dalam sehari kami habis 1 hingga 1,5 kwintal. Kalau melon Jawa maksimal 25 kg per hari,” kata salah satu penjual buah di Sumenep, Sayyidun, Senin (6/8/2018).

Untuk harga, melon Kangean per kg dibandrol Rp 17 ribu, sementara melon Jawa per kg hanya Rp 12 ribu. Uniknya, meskipun harganya relatif lebih mahal, calon pembeli banyak yang memburu melon Kangean.

“Kayaknya pembeli tidak terlalu memperhatikan harga, mereka memilih yang lebih mahal asalnya sesuai dengan seleranya,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertapahorbun) Sumenep Bambang Heriyanto mengakui, jika melon yang berasal dari pulau Kangean ini luar biasa, mampu menghasilkan buah melon yang dapat bersaing dengan daerah penghasil melon lainnya.

Untuk itu, pihaknya berjanji tahun 2018 ini, akan melakukan identifikasi terhadap struktur tanah yang benar-benar cocok untuk dikembangkan menanam pohon melon tersebut.

“Hasil melon dari Arjasa, pulau Kangean ini luar biasa, tidak semua lahan bisa ditanami melon, sehingga tahun ini kami akan melakukan identifikasi lahan yang cocok untuk diseriusi menanam buah melon,” terangnya kepada wartawan, usai menghadiri rapat paripurna di gedung DPRD setempat.

Ditegaskan Bambang, sebelum melangkah melakukan pengembangan dan perlindungan kepada petani setempat, perlu identifikasi untuk memastikan lahan yang benar-benar produktif ditanami melon.

“Kita identifikasi secara menyeluruh, selain lahan, penyediaan benih, budidaya hingga pemasaran perlu diidentifikasi, sehingga tahun 2019 nanti kita akan lakukan pengembangan sesuai anggaran yang ada,” tandasnya.