Kekurangan Air, Tanaman Tembakau di Jombang Terancam Buruk
JOMBANG, FaktualNews.co- Petani tembakau di wilayah Kecamatan Kabuh, Jombang, Jawa Timur, terancam rugi pada musim panen tahun ini. Hal ini menyusul sulitnya air diwilayah setempat yang sangat berdampak buruk pada kelangsungan hidup tanaman tembakau.
Suyono, salah satu petani tembakau di Desa Sumberaji, mengatakan, sejauh ini para petani di desanya hanya memafaatkan satu-satunya sumur galian yang berada dipinggir hutan. Bahkan, jaraknya sangat jauh dari sawah mereka. Saat musim kemarau, katanya, sumur tersebut nyaris mengering. Agar dapat menyiram tanaman tembakaunya, Suyono dan petani lainnya harus berebut air dari sumur tersebut dengan jerigen.
Suyono menjelaskan, jika hal ini terjadi terus menerus maka bisa dipastikan hasil panen tembakau akan anjlok. Sebab tanaman tembakau mereka terancam kerdil dan membuat kualitas tembakaunya buruk karena kekurangan air.
Sebab, jelasnya, jika daunya tidak bisa lebar, harganya juga tidak baik. Jika pada tahun-tahun sebelumnya, tembakau yang baik harganya bisa mencapai Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilogram. ” Kalau yang daunya kecil-kecil terkadang anya laku Rp 1000, atau Rp 800 perkilo gramnya. Terkadang malah tidak laku. Kalau sudah begitu, akhirnya dikeringkan sendiri, dijual kiloan kering, “kata Suyono,Selasa (07/08/18).
Dengan kondisi kekurangan air seperti saat ini, petani berharap ada bantuan dari Pemerintah untuk membuatkan sejumlah sumur bor dalam di wilayah Kecamatan Kabuh. Sebab, tanaman tembakau merupakan satu-satunya harapan warga dan Petani di wilayah tersebut.
Kecamatan Kabuh, adalah salah satu wilayah di Kabupaten Jombang yang berada di daerah kaki pegunungan. Sehingga saat musim kemarau, sumber air menjadi sangat dalam dan warga kerap mengalami kekeringan. Terlebih kondisi areal persawahan yang sangat jauh dan nyaris tak terjangkau saluran irigasi. (Tari)