FaktualNews.co

Musim Kemarau, Warga Pasuruan Kesulitan Dapatkan Air Bersih

Peristiwa     Dibaca : 866 kali Penulis:
Musim Kemarau, Warga Pasuruan Kesulitan Dapatkan Air Bersih
FaktualNews.co/Aziz/
Ibu - ibu antre menunggu giliran mengambil bantuan air bersih.

PASURUAN, FaktualNews.co – Puluhan warga Desa Sibon, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, harus bersabar untuk mendapatkan air bersih yang dipasok dari truk tangki yang dikirim dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Mereka berebut menyodorkan jurigen yang mereka bawa dari rumahnya masing-masing.

Sejak memasuki musim kemarau, warga kesulitan air bersih. Wajar, jika mereka berebut air bersih setiap melihat truk yang memasok air bersih. Mereka rela antre dan berdiri berjam – jam untuk mendapatkan jatah air. Setiap musim kemarau, sumber air di tempat mereka ini pasti tidak keluar. Sehingga warga sudah terbiasa dan harus irit air.

Mereka hanya mengandalkan bantuan pasokan air dari pemerintah atau dari pihak – pihak lain yang peduli dengan warga.”Disini, ada bebera pihak yang mengirimkan pasokan air bersih. Ada dari pihak Pemda, dari pihak swasta, atau dari pondok pesantren yang peduli dengan masyarakat di sini,” kata Faisol, salah satu warga, Rabu (8/8/2018).

Menurutnya, meski sudah dipasok tetap kurang. Karena air sebagai kebutuhan pokok, semuanya harus ada air, mulai masak, mencuci, mandi, dan sebagainya. Diakuinya bahwa, pasokan itu tidak cukup meski sehari bisa sampai dua atau bahkan sampai empat truk tangki air.”Permintaannya karena sangat tinggi. Setiap hari orang pakai air,” terang dia.

Ia menjelaskan, dalam sehari, minim, warga Desa Sibon menggunakan tiga – empat jerigen. Padahal, setiap kali bantuan datang, warga hanya bisa mendapatkan empat – enam jerigen.”Itu kami tidak bisa dapat lebih. Karena dibagi rata. Tidak boleh serakah. Jadi harus sama – sama. Nah, nanti kalau semuanya sudah rata, baru yang mau nunggu dan ada sisa , bisa dapat air lagi. Tapi, ada air sisa itu sangat jarang sekali,” ungkap Faisol.

Sementara itu, Khodijah, mengaku juga harus mengantre untuk mendapatkan air. Ia harus berdiri lama untuk bisa mendapatkan jatah air dari truk yang mengangkut air bersih.”Saya sudah biasa berdiri dari pagi dan baru kebagian jatah air siang atau sore hari. Tergantung saya datang jam berapa. Ini sudah saya lakukan setiap tahunnya,” tandasnya.

Ia menuturkan, setiap musim kemarau harus mengirit pengeluaraan dan penggunaan air. Bahkan, ia pun kadang rela tidak mandi dalam sehari demi airnya sambil menunggu bantuan berikutnya datang.”Kalau airnya lagi banyak bisa mandi sehari dua kali. Saya utamakan airnya untuk masak dan kebutuhan lainnya. Harapan kami bisa ada solusi,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Tags