TUBAN, FaktualNews.co – Di Kabupaten Tuban, angkutan roda tiga jenis Bajaj mulai beroperasi pada Jumat (27/7/2018) lalu, dengan harapan dapat memudahkan masyarakat yang membutuhkan akses di jalur khusus, sebab, kendaraan bajaj tersebut tanpa trayek.
Selain itu di Kota Wali ini juga sudah ada angkutan berbasis daring atau online.
Keberadaan ojek online (ojol) dan Bajaj Angkutan Lingkungan (Angling) dinilai memberatkan dan mengurangi jumlah penumpang Angkutan Kota (Angkot), yang lebih memilih ojol serta kendaraan roda tiga asal India tersebut.
“Kami menuntut agar Pemkab melarang ojol beroperasi di Tuban. Dan Angling supaya tidak mengambil penumpang di jalur trayek angkot kami, karena itu sangat berdampak pada jumlah penumpang angkot,” kata Sekertaris Paguyuban Pengemudi dan Pemilik Angkot, Moh Ikhsan, saat menggelar aksi damai di depan Kantor Bupati Tuban, Kamis (9/8/2018).
Ia juga, berharap para pelajar di Tuban kembali menjadi penumpang angkot. “Makanya perlu adanya kebijakan dari Pemkab agar pelajar gratis menumpang angkot, dengan biaya subsidi dari Pemkab Tuban. Dengan begitu, pelajar akan kembali menjadi penumpang angkot,” tegas Ikhsan.
Dalam aksinya kali ini paguyuban pengemudi dan pemilik angkot Tuban membawa lima tuntutan terkait keberadaan Ojol dan Angling.
Sementara itu, Kadishub Tuban Muji Slamet mengatakan, akan menampung seluruh tuntutan peserta aksi dan akan mencarikan solusi terbaik yang bisa diterima seluruh pihak. “Akan kami kaji dulu untuk mencari solusi terbaik, agar angkutan mereka berjalan dan angkutan yang lain juga berjalan, sesuai ketentuan yang berlaku,” jelasnya ketika menemui perwakilan paguyuban pengemudi dan pemilik angkot. (Junaidi Ahmad)