Ekonomi

Bank Sahabat Sampoerna Raih Laba Bersih Rp 29,7 Miliar Pada 2018

SURABAYA, FaktualNews.co – Bank Sahabat Sampoerna membukukan laba bersih sebesar 23,8% atau menjadi Rp29,7 miliar pada semester pertama 2018, naik dari dari Rp23,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah, mengatakan kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh beberapa faktor, diantaranya pertumbuhan kredit dan disiplin dalam pengelolaan beban operasional. Bank juga terus menekankan perbaikan kualitas kredit serta terus memaksimalkan peningkatan fee-based income.

Hingga akhir Juni 2018, secara konsolidasi Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit senilai Rp6,8 triliun atau tumbuh 12,4% dari penyaluran kredit di akhir Juni 2017 sebesar Rp6,1 triliun. Dari seluruh kredit yang disalurkan Bank Sampoerna, sekitar 80,0% di antaranya atau senilai Rp5,5 triliun disalurkan ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“UMKM merupakan fokus bisnis Bank Sampoerna. Ke depan kami akan tetap mendukung UMKM. Salah satunya melalui akses pembiayaan seperti Kredit Multi Guna Probiz yang menawarkan skema pembiayaan yang fleksibel,” jelas Ali, Jumat (10/8/2018).

Menurutnya, kinerja positif Bank Sampoerna juga didukung dengan pertumbuhan double digit Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Juni 2018, DPK Bank Sampoerna tercatat Rp7,7 triliun atau naik 13,1% dibandingkan dengan posisi per akhir Juni 2017 sebesar Rp6,8 triliun. Peningkatan dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) mencatatkan pertumbuhan tertinggi.

Bank Sampoerna tercatat membukukan pertumbuhan yoy sebesar 44,9% menjadi Rp325 miliar, sedangkan tabungan tumbuh 14,4% yoy menjadi Rp823 miliar.

Sementara itu, Chief Financial Officer Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, menambahkan rekening deposito Bank Sampoerna juga mengalami kenaikan sebesar 11,7% yoy menjadi Rp6,6 triliun. Hal ini berdampak pada peningkatan pada CASA Ratio ke tingkat 14,8% dibandingkan dengan 13,8% pada satu tahun sebelumnya.

Pertumbuhan CASA yang solid serta tingginya penyaluran pinjaman pada segmen UMKM telah memungkinkan Bank Sampoerna untuk meningkatkan marjin bunga bersih (NIM) ke level 7,0% meskipun telah dilakukan penurunan suku bunga pinjaman.

”Peningkatan DPK yang sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit menjadikan rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (”LDR”) berada di level 88,6% pada akhir Juni 2018, relatif tidak berubah dibandingkan dengan 88,3% pada tahun sebelumnya. Tingkat LDR ini dipandang cukup baik mengingat fluktuasi kondisi ekonomi di Indonesia,” tutur Hengky.

Sementara itu, rasio keuangan lainnya dapat dicapai pada level yang cukup baik, seperti ROE 4,8%, dan CAR 18,5%. “Kami yakin paruh kedua tahun 2018 ini Bank Sampoerna masih berpotensi tumbuh positif. Pengembangan produk Probiz dan penyaluran kredit ke sektor UMKM akan terus kami selaraskan dengan kebutuhan pasar demi memajukan perekonomian di Indonesia,” pungkasnya.