Kriminal

Mutasi Kapolda Jatim, Machfud Arifin Tinggalkan PR Pembunuhan Mantan Wakapolda Sumut

SURABAYA, FaktualNews.co – Hampir dua tahun Irjen Pol Machfud Arifin menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur, atau tepatnya sejak Surat Keputusan Kapolri nomor 1269/ XII/2016 tanggal 12 Desember 2016 lalu dikeluarkan oleh Jenderal Pol Tito Karnavian.

Selama menjabat, perwira tinggi kelahiran Surabaya ini tergolong sukses dalam menjalankan tugas bhayangkaranya. Banyak sekali terobosan dan torehan yang dibuat selama dirinya memimpin prajurit Semeru.

Pembangunan berbagai gedung guna mendukung kinerja institusinya juga berlangsung pesat selama kepemimpinan Machfud, masjid, rumah sakit, gedung utama enam lantai, gedung PJR, gedung pertemuan hingga sejumlah tempat peribadatan lain seperti gereja dan sanggar pemujaan dibangun. Belum termasuk sejumlah tempat kerja jajarannya yang sekedar direnovasi.

Pundi-pundi rupiah tak sedikit dikeluarkan dalam rangka suksesi pembangunan sejumlah gedung yang sering dikatakan Machfud, prihatin bila tidak segera dibangun.

“Pembangunan masjid didasari rasa keprihatinan kami melihat anggota ketika sholat Jumat selalu tak kebagian tempat, Jamaah harus menggelar terpal di aspal diluar masjid karena masjid tak muat. Oleh karena itu kami berinisiatif membangun masjid agar kekhusyukan salat terjaga,” kata Machfud Arifin, Selasa (13/2/2018) lalu usai peresmian masjid Arif Nurul Huda, masjid terbesar Polri milik Polda Jatim.

Untuk menyokong segi pembiayaan, Machfud melibatkan instansi samping, baik Pemprov Jawa Timur, Pemkot Surabaya hingga swasta. Alhasil pembangunan gedung megah yang menjadi impian sang manggala korps bhayangkara semeru ini menjadi kenyataan. Pembangunan multi year pun dihindari sebisa mungkin, pria yang kini berusia 58 tahun tersebut tak ingin melihat pembangunan gedung setengah jalan sampai pada akhirnya mangkrak.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku, terkejut dengan cepatnya waktu pembangunan Masjid Arif Nurul Huda. Awalnya ia mengaku pesimistis Polda Jawa Timur bisa menyelesaikan sesuai target karena pembangunan gedung lain juga diagendakan.

“Saya mikir jadi nggak masjid ini? Di Polda Metro Jaya membuat gedung lantai atas saja butuh empat tahun baru selesai, sedangkan di Polda Jawa Timur cukup satu tahun,” ucap Kapolri pada waktu itu.

Ia menggambarkan sosok Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin merupakan perwira yang ngotot dan patut untuk mendapat apresiasi darinya.

Kasus “Misterius”

Dari pantauan FaktualNews.co di lapangan, selain Masjid dan beberapa gedung sudah selesai tahap pembangunan. Ada juga, sebagian yang masih dalam tahap pembangunan, terdiri atas gedung poliklinik, IGD dan Unit Bedah Sentral Rumah Sakit Bhayangkara Samsoeri Mertojoso Polda Jatim, Gedung pertemuan Mahameru dan Gedung Smart Building enam lantai yang tinggal menunggu diresmikan.

Dari sekian kesuksesannya, bukan berarti tak ada aral melintang selama bertugas. Sebuah peristiwa mengejutkan, bahkan terjadi ditengah kepemimpinan Machfud, yaitu tragedi bom bunuh diri di sejumlah tempat di Surabaya, Sidoarjo serta Pasuruan dengan korban meninggal puluhan orang. Peristiwa itu kemudian menjadi perhatian banyak pihak, baik dalam maupun luar negeri.

Beberapa kasus menonjol belum juga terselesaikan di era Machfud. Kasus kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara di Malang Kombes (pur) Agus Samad misalnya, kemudian kasus penghinaan Nabi Muhammad oleh Rendra Hadikurniawan, kini seakan hilang begitu saja.

Siapa Irjen Pol Luki Hermawan

Sekarang, Irjen Pol Mahcfud Arifin segera berpindah tugas. Machfud dimutasi ke Mabes Polri untuk menempati posisi sebagai analis kebijakan utama bidang Sabhara Baharkam. Ini setelah terbitnya Surat Telegram (ST) Kapolri Nomor ST/2014/VIII/KEP/2018.

Dalam ST Kapolri tanggal 13 Agustus 2018 itu, kursi Kapolda Machfud Arifin bakal ditempati Irjen Luki Hermawan, yang sebelumnya menempati posisi Wakabinintelkam Mabses Polri.

Luki Hermawan lahir pada tanggal 22 April 1965 disebut sebagai perwira tinggi yang ahli di bidang intelijensi dan kurang lebih tujuh tahun lamanya perwira berpangkat dua bintang di pundak ini bertugas di Mabes Polri, sehingga tak banyak disorot media, yakni sejak 2010 menjabat sebagai Kaden A1 Direktorat A Baintelkam Polri serta Pamen SDE SDM Polri pada tahun yang sama.

Dua tahun berikutnya, atau 2014 ia menjadi Karorenmin Baintelkam Polri, lalu Widyaiswara Madya Sespim Polri tahun 2015 dan terakhir sebagai Wakabaintelkam Polri. Sebelumnya pernah menduduki jabatan sebagai Kapolres KP3 Pelabuhan Tanjung Priok, Kota Jakarta hingga Kapoltabes Palembang Polda Sumatera Selatan.

Bisa dibilang, Jawa Timur merupakan medan baru bagi anggota Polri lulusan Akademi Polisi tahun 1987 yang pada saat itu masih disebut AKABRI. Hal ini mungkin yang menjadi dasar, pimpinan Polri menyerahkan posisi Wakapolda kepada Brigjen Pol M Iqbal yang notabene hampir seluruh pengabdian tugasnya dilakukan di provinsi paling ujung timur Jawa.

Tongkat komando sudah berganti, apakah pejabat baru nanti bisa mengungguli suksesi Machfud termasuk mengungkap kasus yang sempat terhenti dimasanya, atau justru kinerja sekedar rotasi belaka? kita tunggu kiprahnya.