Serangan Teror, Mobil Tabrak Pejalan Kaki di Gedung Parlemen Inggris
FaktualNews.co – Sebuah mobil menabrak pejalan kaki dan berusaha menerobos rintangan di luar Gedung Parlemen Inggris, Selasa(14/8/2018).
Polisi Metropolitan London mengatakan, insiden itu akan diperlakukan sebagai serangan teror. Pengemudi mobil, seorang pria berusia 20-an, ditangkap di tempat kejadian.
“Pada tahap ini, kami memperlakukan ini sebagai insiden teroris,” kata Scotland Yard dan menambahkan, hingga kini diyakini tidak ada korban yang “terancam jiwanya”.
Mobil Ford Fiesta warna perak menabarak pengendara sepeda dan pejalan kaki, sebelum menabrak hambatan di luar Gedung Parlemen Inggris di Westminster pada pukul 07:37 waktu setempat, kata polisi. Petugas bersenjata segera bertindak menangkap pengemudi mobil.
Dalam foto terlihat polisi membekuk pria yang mengenakan jins dan jaket hitam dan digiring dengan tangan terborgol.
“Pengendara mobil, pria berusia akhir 20-an … ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan terorisme,” kata polisi. “Tidak ada orang lain di dalam kendaraan, tempat kejadian sedang diselidiki. Sejauh ini tidak ada senjata yang ditemukan.”
Perdana Menteri Inggris Theresa May lewat akun Twitter mengatakan dia ada “bersama mereka yang terluka dalam insiden di Westminster dan terima kasih kepada aparat keamanan untuk tanggapan langsung dan berani.”
Kabinet Inggris segera menggelar pertemuan darurat Komisi COBRA, yang biasanya berkumpul pada masa-masa ancaman kritis.
Saksi mata Jason Williams, 45 tahun, mengatakan bahwa insiden itu tampaknya disengaja.
“Saya melihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju Parlemen. Lalu menabrak tonggak rintangan,” katanya kepada kantor berita AP.
“Itu tidak tampak seperti kecelakaan. Bagaimana kamu melakukannya tanpa sengaja?”
Beberapa orang cidera, namun “tidak terancam jiawanya”, kata polisi
Rangkaian serangan teror
Westminster adalah lokasi serangan teror tahun lalu, ketika Khalid Masood, warga Inggris berusia 52 tahun, menabrakkan mobilnya ke pejalan kaki di jembatan di atas Sungai Thames, sebelum menikam seorang polisi yang berada di luar gedung parlemen.
Serangan itu menyebabkan lima orang tewas dan sekitar 50 orang luka-luka dan baru berakhir ketika polisi menembak mati pelakunya.
Inggris sejak tahun lalu mengalami periode rangkaian serangan teror. 22 orang – termasuk anak-anak – tewas ketika seorang penyerang bunuh diri Salman Abedi meledakkan bahan sebuah peledak di Manchester Arena pada konser penyanyi AS Ariana Grande pada 22 Mei.
Kemudian delapan orang tewas pada 3 Juni ketika sebuah van menabrak orang-orang di Jembatan London sebelum tiga oranm penyerang melakukan serangan dengan pisau di Borough Market.
Satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka ketika ekstremis kanan Darren Osborne menabrakkan mobilnya ke jemaat Muslim di London utara pada 19 Juni. Kemudian 51 orang luka-luka ketika Ahmed Hassan, 18 tahun, menanam alat peledak, yang sebagian meledak, di kereta bawah tanah, September 2017.