BLITAR, FaktualNews.co – Adanya warga yang mengaku sebagai Shodanco Supriyadi pahlawan pemimpin PETA dari Blitar melawan penjajahan Jepang waktu itu dan kini masih hidup, membuat keluarga merasa prihatin.
Seorang kakek bernama Waris Yono alias Suyono warga Dusun Gondosari, Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur mengaku identitas aslinya merupakan Supriyadi. Namun pihak keluarga pun menyangkal pengakuan Suyono itu.
Suroto adik dari pahlawan Supriyadi menyikapi kabar adanya kakek yang mengaku sebagai Supriyadi. Ia pun mengaku sedih karena masih ada saja yang mengaku sebagai kakak tirinya itu. Sebab keluarga menyakini kalau Supriyadi telah gugur dalam medan peperangan dalam pemberontakan yang Supriyadi pimpin 73 tahun silam.
“Supriyadi sudah meninggal pada tahun 1945 lalu dalam pemberontakan PETA di Blitar dahulu,” ujarnya saat ditemui Sabtu (18/8/2018).
Adik Supriyadi yang kini mendiami rumah keluarga di Wisma Darmadi Jl Shodanco Supriyadi Kota Blitar ini mengaku terakhir ketemu Supriyadi di Kabupaten Nganjuk. Saat itu Supriyadi berpamitan dengan bapak mereka Darmadi sebelum berangkat memimpin pasukan PETA melawan Jepang.
Dia mengenal kakaknya sebagai sosok pemberani. Sehingga cerita tentang Supriyadi yang disampaikan Suyono yakni dirinya menghilang atau bersembunyi bukanlah sifat yang dimiliki Supriyadi.
“Supriyadi itu orangnya sangat pemberani. Saat pemberontakan itu dia masih berusia 22 tahun berani melawan penjajahan Jepang. Kakak saya lebih memilih mati bersama teman-temannya,” ujarnya.
Suroto berharap agar pemerintah memperbaiki sejarah yang mengatakan kalau Supriyadi hilang atau mukso.
“Saya harap pemerintah tidak mengaburkan sejarah. Lalu bagaimana bangsa ini menjadi bangsa yang kuat kalau sejarahnya di tutup-tutupi. Yang pasti Supriyadi tewas melawan Jepang dia tidak kabur karena dia bukan seorang pengecut,” pungkasnya.(Dwi Hariyadi)