Ekonomi

Tak Laku Dijual, Emak-emak di Jombang Sulap Salak Jadi Minuman Sari Buah

JOMBANG, FaktualNews.co – Ide kreatif emak-emak di Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, melihat panen buah salak yang cukup berlimpah, mereka harus memutar otak agar hasil panen tidak busuk dan terbuang percuma.

Emak-emak akhirnya memilih mengolah buah salak yang tak terjual menjadi minuman sari buah.

Saat panen raya tiba, harga salak di salah satu kampung penghasil salak ini anjlok hingga Rp 5 ribu/kg. Salak-salak yang tak terjual kemudian diolah menjadi minuman sari buah.

“Dengan kami olah menjadi sari buah, harganya jauh lebih tinggi daripada salak dijual berupa buah,” kata Lutfiyah Widyastuti, salah seorang anggota PKK Desa Jatirejo, Minggu (19/8/2018).

Dengan modal awal dari hasil patungan sebesar Rp 5 juta, ibu-ibu rumah tangga di Jatirejo ini memulai produksi mereka.

Minuman sari buah salak, produksi PKK Desa Jatirejo, Diwek, Jombang.

Proses pembuatan minuman sari buah dimulai dengan mencuci dan mengupas buah-buah salak segar lalu merebusnya.

Air rebusan buah salak itu lalu dicampur dengan gula pasir sebagai pemanis. Setelah dicampur dengan rempah-rempah sebagai penyedap, sari buah salak ini kembali direbus hingga matang.

Sari buah salak itu lantas disaring supaya bersih. Baru kemudian dikemas menggunakan cup dan botol plastik. Produk minuman ringan ini kemudian diberi merk Salacca.

“Seminggu kami dua kali produksi, sekali produksi kami buat 28 kardus. Tiap kardus berisi 32 cup, harganya Rp 27 ribu per kardusnya,” terang Lutfiyah.

Lutfiyah menambahkan, pemasaran Salacca juga masih di seputaran wilayah Jombang. “Kalau ke luar kota hanya melayani pesanan sanak saudara, misalnya ke Palembang, Lumajang, Jakarta,” ujarnya.

Share
Tags: Salak