FaktualNews.co

Melestarikan Tradisi Mantenan Hewan Kurban di Pasuruan

Religi     Dibaca : 1004 kali Penulis:
Melestarikan Tradisi Mantenan Hewan Kurban di Pasuruan
FaktualNews.co/Aziz/
Tradisi Mantenan Sapi dan Kambing yang dirias untuk Kurban Idul Adha, sebagai syiar Islam untuk tingkatkan rasa sosial sesama di Desa Sebalong, Nguling, Kabupaten Pasuruan.

PASURUAN, FaktualNews.co – Tradisi puluhan tahun yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sebalong, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, merias puluhan hewan kurban baik itu sapi atau kambing agar cantik dan ganteng, jelang Idul Adha. Demikian ini sekaligus  sebagai upaya pelestarian budaya yang digelar setiap tahunnya.

Tradisi itu bernama Mantenan Sapi dan Kambing. Jadi, sapi dan kambing yang akan dikurbankan dimandikan dan dirias terlebih dulu. Mereka dihias menggunakan bunga – bunga dan dikasih pewangi layaknya seorang manten, atau istilah lain dari pernikahan. Setelah itu, sapi dan kambing dikumpulkan di lapangan terlebih dahulu sebelum diserahkan ke masjid untuk disembelih.

Selanjutnya, sapi dan kambing diarak keliling desa. Sapi dan kambing ini diarak dan dipamerkan ke masyarakat. Tak hanya sapi, dan kambing, masyarakat juga ikut berkeliling. Mereka membawa berbagai kebutuhan dapur, beras, minyak goreng, bumbu-bumbu hingga kayu bakar pun juga ikut diarak.”Tradisi ini digelar turun temurun,” ujar Mulyono, warga Nguling, Rabu (22/8/2018).

Semua bawaan itu juga akan diberikan pada warga yang tidak mampu bersama dengan daging hewan kurban. Berkurban dan membantu sesama, adalah pesan yang terkandung dalam tradisi ini.”Bukan membagikan dagingnya saja. Kami juga siapkan beras, bumbu, minyak dan lainnya. Jadi bagi warga yang tidak mampu bisa langsung memasaknya,” kata M Ilyas, tokoh setempat.

Tradisi ini yang masih dipertahankan oleh masyarakat setempat, hingga saat ini. Selain menjadi syiar Islam, tradisi turun-temurun itu juga menjadi pengingat warga lain yang mampu, agar berkurban pada Idul Adha.”Tradisi manten sapi ini sudah ratusan tahun. Tujuannya untuk syiar Islam dan memotivasi warga untuk bersedekah,” kata M Yasin, warga Desa Sebalong.

Dikatakannya, di Desa Sebalong, semua orang memahami, bahwa hewan yang dikurbankan saat Idul Adha, akan menjadi “tunggangan” mereka kelak di akhirat. Mereka hanya berkeinginan tunggangan itu nyaman dan enak dikendarai jika dalam kondisi bersih dan rapi.“Seperti didunia ini, mengendarai mobil inginnya mobil itu bagus dalamnya dan harum,” imbuhnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin