FaktualNews.co

Penjualan Merosot, Samsung Tutup Pabrik di Cina

Teknologi     Dibaca : 1199 kali Penulis:
Penjualan Merosot, Samsung Tutup Pabrik di Cina
Foto : Ilustrasi

JOMBANG, FaktualNews.co – Samsung tengah mempertimbangkan menutup salah satu pabriknya di Cina. Keputusan ini dibuat menyusul merosotnya penjualan dan kenaikan upah tenaga kerja. Padahal, Samsung baru menjadi penguasa di negeri itu pada tahun 2013, dengan pangsa pasar sebesar 20 persen.

Hampir dipastikan Samsung akan berhenti memproduksi ponsel di Tianjin Samsung Telecom Technology, sebelah utara kota Tianjing.

Mereka menyebut belum memutuskan nasib perihal operasi Samsung di sana. Selain di Tianjing, Samsung juga punya pabrik di kawasan Huizhou.

“Pasar ponsel pintar secara keseluruhan mengalami kesulitan karena pertumbuhan yang melambat. Samsung Electronics di Tianjing menargetkan fokus pada kegiatan yang meningkatkan daya saing dan efisiensi,” kata Samsung, melansir laman Reuters.

Perusahaan teknologi asal Negeri Ginseng ini juga sedang berada di bawah tekanan untuk memulai lonjakan penjualan perangkat pintar. Sebab, Samsung mencetak pertumbuhan keuntungan paling lambat dalam satu triwulan.

Disinyalir melambatnya pertumbuhan ini dipicu oleh produsen smartphone lain yang menawarkan harga lebih bersahabat dengan fitur lebih komplit.

Sebagaimana dilansir dari Cnet, penurunan pendapatan Samsung mencapai 22 % pada triwulan kedua menjadi 20,2 miliar USD atau sekitar 295,1 triliun rupiah. Penurunan tersebut ditandai dengan melambatnya permintaan ponsel Samsung Galaxy S9 dan S9 Plus.

Sebagai imbasnya, dalam beberapa waktu belakangan Samsung fokus melakukan investasi pada fasilitas produksi ponsel pintar di Vietnam dan India.

Juli 2018 lalu, mereka membuka pabrik manufaktur terbesar di dunia yang berlokasi di New Delhi, India. Pabrik ini didaulat menjadi manufaktur utama perangkat Samsung yang akan diekspor ke berbagai negara.

Diketahui, pabrik Samsung di Tianjing memproduksi sebanyak 36 juta ponsel per tahun. Pabrik di Huizhou menghasilkan 72 juta ponsel per tahun.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul