Warga Blitar Sembelih Sapi Kurban di dalam Sungai, Ini Alasannya
BLITAR, FaktualNews.co – Penyembelihan sapi kurban Idul Adha biasa dilakukan di Masjid. Namun di lingkungan Magersari Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, prosesi penyembelian hewan kurban dilakukan di dalam sungai.
Warga menyembelih sapi di sungai ini rupanya akibat kejadian yang membuat sapi marah. Saat itu setelah salat Ied selesai sekitar pukul 8.00 WIB, sapi diturunkan oleh dari pick up dan belum sempat diikat tali. Namun sapi itu marah akibat lantaran banyak anak-anak yang menonton.
Saat hendak ditangkap, sapi justru lari hingga ke ujung desa dan jatuh dari ketinggian tebing sungai. “Itu tadi awalnya ada anak-anak yang melihat sapi diturunkan. Salah satu anak ada yang bawa lidi bambu ditunjuk-tunjukkan ke sapi. Sapinya takut kemudian malah marah. Karena takut diseruduk akhirnya warga membuntuti sapi dari belakang,” ujar Arif Dwi Handoko (25), pemuda sekitar Rabu (22/8/2018).
Menurut Arif, sapi itu berlari cukup kencang hingga warga takut saat menghentikan. Sapi berlari ke arah utara masjid menuju pinggiran dekat tembing. Bahkan ketika di pinggiran tebing yang dipagari bambu juga diseruduk hingga patah.
“Suaranya keras, sapi menabrak pinggiran tebing sungai lalu tercebur di sungai. Baru warga tahu dan menuju lokasi jatuhnya sapi kurban,” imbuhnya.
Saat diperiksa sapi ini terluka di kakinya dan tidak bisa jalan. Hendak dinaikkan di pinggiran sungai tidak bisa dan sapi tetap berendam di sungai. Lantas wargapun menyembelih sapi ini di dalam sungai. “Kasihan saja sama sapinya rusuknya juga patah jadi warga menyembelihnya di sungai,” katanya.
Setelah disembelih penjagalan sapi akhirnya juga digelar di pinggir sungai. Sapi dipotong agak besar-besar lalu potongan dagingnya baru dibawa ke masjid untuk dipotongi lebih kecil-kecil untuk dibagikan.
“Alhamdulilah sapinya sudah disembelih meski agak menegangkan tadi hingga disembelih di sungai. Ini sudah dipotongi kecil-kecil dan siap dibagikan ke warga,” tutur Nugroho Ketua RT sekitar. (Dwi Hariyadi)
