Ekonomi

Operasi Pasar Elpiji 3 Kg di Jombang Diserbu Pedagang Eceran

JOMBANG, FaktualNews.co – Kelangkaan elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram atau melon melanda Kabupaten Jombang sejak beberapa minggu lalu. Harganya pun melonjak diatas harga eceran tertinggi (HET).

Untuk mengatasi persoalan tersebut Pertamina melalui agen-agen elpiji menggelar operasi pasar elpiji 3 Kg. Seperti yang dilakukan di wilayah Desa Pandan Wangi, Kecamatan Diwek, Jombang, Sabtu (25/8/2018).

Namun, operasi pasar yang digelar agen elpiji kali ini di Desa Pandan Wangi kebanyakan diserbu oleh pengecer yang datang menggunakan sepeda motor dengan jumlah pembelian sebanyak 10 hingga 15 tabung dengan harga Rp 16 ribu per tabung.

“Elpiji 3 kg susah dapatnya di pangkalan kemarin, ini saya beli 10 tabung untuk dijual lagi di toko,” kata salah seorang pengecer, Suratman.

Ia sampai harus bolak balik dua kali untuk membeli elpiji 3 Kg dalam operasi pasar ini. “Balik dua kali, mumpung ada operasi pasar elpiji,” tutur warga Diwek ini.

Operasi pasar elpiji 3 Kg yang digelar sekira pukul 07.00 Wib, banyak diserbu para pengecer. Sehingga sebanyak 560 tabung gas yang disediakan dalam operasi pasar itu ludes dalam 3 jam.

“Belinya harus menunjukan KTP. Gak tau pengecer atau bukan, pokoknya tiap beli gas wajib menunjukan KTP, tidak ada batasan beli berapa tabung,” ujar salah seorang petugas, Sabtu (25/8/2018).

Sementara itu, Kasi pengawasan dan Perdagangan, Dinas Perdagangan Kabupaten Jombang, Purwanti, membantah terjadi kelangkaan gas elpiji 3 Kg di Kota Santri.

“Sebenarnya tidak langka karena di tiap pangkalan itu stok elpiji 3 Kg terjamin. Kemarin menjelang Idul Adha, Pertamina menambah stok sekitar 200 persen, jadi saya kira aman,” ujarnya, kepada awak media, Jumat (24/8/2018).

Rumah makan gunakan gas bersubsidi

Menurut Purwanti, dari inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pihaknya dan instansi terkait, menemukan beberapa rumah makan di Kabupaten Jombang menggunakan gas bersubsidi elpiji 3 Kg serta mengoplosnya dengan elpiji non subsidi ukuran 12 Kg. Hal ini, lanjutnya yang bisa menyebabkan kelangkaan elpiji 3 Kg di Jombang.

“Elpiji 3 Kg ini kan memang diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu, tapi kenyataanya dilapangan masih banyak penyimpangan dan penyalahgunaan. Kemarin saja kami temukan 4-5 rumah makan di Jombang yang terbukti menggunakan elpiji 3 Kg, ada juga yang dioplos dengan elpiji 12 Kg,” jelas Purwanti.

Rumah makan yang terbukti melakukan penyalahgunaan elpiji subsidi itu, kata dia, sudah diberi pembinaan. “Kalau nanti masih membandel, kami akan tindak,” pungkasnya.