FaktualNews.co-Memasuki musim kemarau, kenali penyakit-penyakit yang bisa menyerang Anda dan keluarga, agar bisa melakukan pencegahan. Sebagaimana dilansir Klikdokter.com, saat musim kemarau kondisi udara menjadi terasa lebih panas, kering dan berdebu. Keadaan musim kemarau yang demikian dapat mendatangkan berbagai penyakit. Apa saja penyakit-penyakit tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Infeksi saluran pernapasan atas
Ketika musim kemarau, udara menjadi lebih berdebu. Debu-debu yang bertebaran di udara berpotensi masuk dan mengiritasi saluran pernapasan. Dalam kondisi demikian, Anda lebih rentan mengalami infeksi saluran pernapasan atas.
Selain itu, udara yang panas saat musim kemarau, sering menggoda seseorang untuk cenderung mengonsumsi minuman yang dingin. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan atas. Gejala infeksi saluran napas atas yang bisa timbul di antaranya demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, suara serak, nyeri saat menelan dan sebagainya.
Ada beberapa upaya pencegahan yang dapat Anda lakukan agar tidak terkena infekssi saluran pernapasan atas. Gunakanlah masker bila berada di luar ruangan dan sedang di tengah keramaian. Hal ini dapat menghindari penularan dari seseorang yang sedang mengalami infeksi saluran pernapasan atas. Usahakan untuk rajin dalam membersihkan lingkungan rumah agar tidak menjadi tempat debu dan kuman bersarang. Selain itu, jagalah sirkulasi udara ruangan dengan memiliki ventilasi yang memadai.
2. Sindroma Mata Kering (Dry Eyes)
Sindroma mata kering atau dry eyes merupakan kondisi yang terjadi ketika tidak cukupnya kemampuan air mata untuk melubrikasi mata. Dry eyes bisa disebabkan oleh beberapa mekanisme, yaitu menurunnya produksi air mata atau meningkatnya penguapan air mata.
Udara yang kering saat musim kemarau dapat meningkatkan penguapan air mata. Maka pada akhirnya, kondisi tersebut berpotensi menimbulkan masalah dry eyes. Gejala-gejala dry eyes biasanya dirasakan pada kedua mata, meliputi perih, sensasi terbakar, dan gatal di mata. Adapun yang dirasakan seperti mata memerah, mata mengganjal, mata belekan, sensitif terhadap cahaya, pandangan kabur, dan air mata keluar terus menerus.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, Anda bisa melakukan beberapa upaya berikut. Hindarilah paparan udara pada mata secara berlebihan, misalnya dengan menggunakan kacamata saat di luar ruangan. Kemudian, sempatkan waktu untuk mengistirahatkan mata dengan memejamkan mata beberapa waktu. Anda juga dapat menggunakan air mata buatan, jika mata dirasakan begitu kering.
3. Diare
Penyakit diare juga sering terjadi di musim kemarau. Berkurangnya pasokan air bersih di musim ini, bisa mengganggu aktivitas sehari-hari termasuk dalam proses pencucian makanan dan peralatan makan. Akibatnya, kondisi makanan dan peralatan makan yang kotor rentan mengandung kuman sehingga berpotensi menyebabkan diare.
Selain itu, kondisi musim kemarau membuat makanan lebih mudah terkontaminasi oleh udara yang berdebu. Pada akhirnya, kondisi hidangan makanan yang kurang higienis dapat berisiko menimbulkan diare.
Oleh karena itu, solusi terbaik adalah, konsumsilah makanan yang Anda olah sendiri di rumah, daripada membeli makanan di luar rumah. Makanan yang diolah sendiri di rumah lebih terjamin kebersihannya. Bahkan bila perlu bawalah bekal jika Anda sedang berpergian.
Selain itu, agar terhindar dari diare, sebaiknya Anda rajin cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada beberapa momen, seperti sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah dari toilet, dan setelah menyentuh benda yang kotor.
4. Demam tifoid atau tifus
Demam tifoid atau secara awam disebut penyakit tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii. Penyakit ini sering ditularkan melalui konsumsi makanan yang tercemar bakteri Salmonella.
Pencemaran makanan dapat terjadi akibat terdapat binatang seperti lalat di sekitar makanan. Lalat bisa saja membawa bakteri Salmonella saat hinggap di makanan, jika sebelumnya hinggap di feses.
Kurangnya pasokan air bersih pada musim kemarau dapat membuat lingkungan relatif lebih kotor, akibatnya menjadi tempat yang ideal bagi lalat untuk berkembang biak. Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan penyakit tifus. Gejala tifus di antaranya demam, sakit kepala, nyeri sendi, sembelit, diare, penurunan nafsu makan, dan sakit perut.
5. Heatstroke
Heatstroke merupakan kondisi emergensi yang terjadi ketika suhu tubuh terlalu panas akibat paparan suhu panas di luar tubuh dalam jangka waktu yang lama. Suhu tubuh bisa meningkat tajam hingga mencapai 400C atau lebih.
Suhu panas di musim kemarau berisiko menyebabkan heatstroke. Kondisi ini harus segera mendapat pertolongan medis karena dapat dengan cepat merusak fungsi berbagai organ dalam tubuh, seperti otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya hingga mengancam jiwa.
Gejala heatstroke meliputi demam, penurunan kesadaran, kejang, sakit kepala, bicara cadel, mual, muntah, kulit memerah, nafas cepat, denyut jantung cepat, serta kulit teraba panas dan kering.
Adapun beberapa upaya pencegahan heatstroke, yaitu menggunakan pakaian longgar, proteksi diri (menggunakan kacamata hitam, topi, tabir surya), konsumsi cukup cairan, hindari aktivitas di luar ruangan saat suhu terlalu panas, dan lakukan penyesuaian diri saat memasuki musim kemarau.
Kondisi lingkungan di musim kemarau memang berpengaruh besar dalam menimbulkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, jagalah kebersihan lingkungan sekitar. Tak kalah penting, jagalah kebersihan diri Anda dan jalankan pola hidup sehat seperti penuhi asupan gizi, berolahraga, dan cukupi waktu istirahat.