JOMBANG, FaktualNews.co – Diduga sebagai penyebab buruknya kualitas air di selokan pemukiman warga Dusun Mojodadi, Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito Jombang, langsung ditanggapi PT.Hilin. Dalam keterangannya, perusahaan pengolah limbah plastik ini akan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut atas keluhan warga tersebut.
Johan (62), selaku perwakilan dari pimpinan pabrik PT. Hilin menyatakan jika perusahaan telah menutup selokan pembuangan limbah pabrik. “Kami sudah membuat 4 Instalasi pengolahan air limbah (IPAL),” terangnya, jumat (31/8/2018). Ia menandaskan, jika masih ada pembuangan limbah ke selokan bagian belakang pabrik maka hal tersebut diluar sepengetahuan perusahaan.
Johan memperkirakan, air yang menjadi penyebab selokan warga menjadi kuning pekat dan mengeluarkan bau tak sedap tersebut berasal dari selokan bagian belakang pabrik, atau juga dari air kamar mandi dan mess karyawan. “Tapi akan saya check lagi, kalau memang ada air yang keluar maka selokan akan segera saya tutup,” tandasnya,
Lebih lanjut dikatakan, tudingan atas berbahayanya air sisa pengolahan perusahaan tempatnya bekerja adalah keliru. Air bekas cucian karung yang mengalir ke selokan warga selama ini, menurut Johan tidak membahayakan. Sebab lanjutnya, karung-karung yang menjadi bahan dasar pengolahan plastik berasal berasal dari bekas karung pupuk, tepung dan kentang. Sehingga sama sekali tidak mengandung zat-zat kimia.
“Namun bisa dipastikan saat ini pabrik sudah tidak melakukan pembuangan limbah ke selokan bagian belakang karena telah membangun Instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Air yang dipakai untuk mencuci karung bekas tidak dibuang dan diserap di IPAL lalu dipakai kembalu untuk produksi,” pungkas Johan.
Awal pekan ini, warga mengeluh atas tercemarnya selokan mereka. Selain berbau dan bikin sesak nafas, warna air juga berubah menjadi kuning pekat. Warga menduga limbah cair ini berasal dari salah satu Pabrik daur ulang karung bekas yang berada di Jalan Raya Sumobito Dusun Barat, Betek, Mojoagung, Jombang. Pembuangan limbah cair ini menurut warga terjadi setiap jam kerja.
“Pas jam masuk kerja, air yang diduga limbah berwarna kuning pekat itu selalu dibuang ke selokan lewat belakang pabrik. Habis itu air ditutup dan dibuka lagi malam sekitar pukul 22.00 Wib. Air tersebut mengeluarkan bau tidak enak, serta bikin sesak pernafasan warga yang berada dekat lokasi,” tegas Agus, warga setempat.
Warga sendiri belum mengetahui secara pasti perusahaan mana yang membuang limbah ke selokan pemukiman warga tersebut. Dikarenakan ada enam perusahaan lokasinya saling berdekatan. “Kita tidak tahu pasti perusahaan mana yang membuang limbah. Wong perusahaan apa saja yang berada disitu, kami juga tidak tahu. Yang pasti Dinas Lingkungan Hidup harus segera bertindak,” pungkas dia.