FaktualNews.co

Kemarau Panjang, 6 Kecamatan di Blitar, Kekeringan

Peristiwa     Dibaca : 1364 kali Penulis:
Kemarau Panjang, 6 Kecamatan di Blitar, Kekeringan
FaktualNews.co/istimewa
Foto : Ilustrasi

BLITAR, FaktualNews.co-Kekeringan di Kabupaten Blitar semakin meluas dan semakin parah. Hingga setiap harinya tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, melakukan dropping air bersih.

Sebelumnya hanya lima kecamatan di Blitar bagian selatan yang mengalami kekeringan. Diantaranya Kecamatan Bakung, Wonotirto, Binangun, Wates, dan Panggungrejo. Sejak bulan Agustus lalu bertambah satu wilayah kecamatan yang didera kekeringan. Yakni Kecamatan Kademangan yang merasakan kekeringan ini dan meminta bantuan dropping air.

“Agustus ini pertama kalinya kecamatan Kademangan meminta bantuan dropping air. Hingga total ada 6 kecamatan 23 desa di Kabupaten Blitar terkena bencana kekeringan. Di bulan ini kita setiap hari kirim air dari desa ke desa,” ujar Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Blitar, Lukman Rubai, Senin (3/8/2018).

Lukman Rubai menjelaskan, pada hari Jumat (31/8/2018) lalu pihaknya melakukan dropping air di Desa Kalitengah, Kecamatan Panggungrejo dan Desa Sumberaragung, Kecamatan Binangun yang tiap desa dikirim dua mobil tangki berisi 6 ribu liter untuk mencukupi kebutuhan sekitar 100 keluarga.

“Saking banyaknya desa yang meminta bantuan kita juga turut dibantu PMI dan kepolisian untuk distribusinya,” ujarnya.

Menurutnya, untuk mengatasi permintaan bantuan yang semakin meningkat, BPBD mengajukan anggaran tambahan. Sebelumnya bantuan kekeringan dianggarkan Rp 25 juta dirasa kurang dan BPBD mengajukan tambahan Rp 50 juta diambilkan dari PAK.

Bantuan ini diperuntukkan memenuhi bantuan di bulan September yang diperkirakan kekeringan berlanjut hingga akhir September. Mengingat di Blitar, hingga kini belum turun hujan.

“Jadi kita memerlukan tambahan bantuan. Semoga bulan September bisa segera cair untuk segera dibagikan ke warga,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Blitar, Agus Witono secara terpisah.

Sementara dari pembagiannya air di desa tidak terjadi antrean yang panjang. Sebab air di drop di tandon desa yang telah dibangun dinas PUPR pada tahun 2017. Bila air tandon habis warga terdekat tandon segera melaporkan ke pemerintah desa supaya cepat ditindaklanjuti dengan di drop air lagi. (Dwi Hariyadi)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Tags