Peristiwa

Longsor di Trenggalek, Pemkab Datangkan UGM, ITB dan IAGI

TRENGGALEK, FaktualNews.co- Longsor yang terjadi di jalan nasional Trenggalek-Ponorogo , tepatnya di KM 16 hingga 18 yang masuk Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, sampai berita ini di turunkan masih terus berlanjut. Akibatnya jalur tersebut harus tutup total dan jika memungkinkan dibuat sistem buka tutup.

Dalam penanganan bencana tanah longsor tersebut, Pemkab Trenggalek, telah mendatangkan tiga tim ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).

Ketiga pakar tersebut telah berhasil menyimpulkan dengan model perincian teknis (detail engineering design) yang dilakukan sejak satu tahun kemarin.

“Model perancangan teknis ini sebagai bukti keseriusan penanganan yang dilakukan oleh Pemkab Trenggalek. Kami meyakini bahwa ihtiar ini akan berhasil. Namun hal itu tidaklah mudah dan murah,” ujar Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, Selasa (4/9/2018).

Disampaikan, sepanjang KM 16 hingga 18 diketahui, ada 3 titik yang rawan longsor. Yakni KM 16 di penghujung timur, KM 17 yang berada di atas anjungan cerdas dan KM 18 yang berada tepat di perbatasan antara Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo. Dari ketiga titik yang memiliki tingkat kerawanan serius ada di KM 16.

“Pada tiga titik tersebut, kita butuh penanganan serius mengingat jalan ini merupakan jalan utama penghubung antara Kabupaten Trenggalek dengan Ponorogo, khususnya dan umumnya Jatim dan Jateng,”imbuhnya.

Ditambahkan, mengingat jalan ini menjadi jalan protokol perhubungan antara provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah, Emil berharap agar pengerjaan dapat selesai tepat pada 30 Desember mendatang.

Menurutnya, tatkala jalur tersebut tutup total karena terjadi longsor susulan, ada jalan alternatif lain. Kendaraan roda empat sementara bisa melalui jalan Lingkar Wilis, sedangkan untuk kedaraan roda dua bisa lewat jalan Dermosari – Tumpak Pelem ke arah Sawo Ponorogo.

“ Untuk jalan alternatif yang melalui Desa Dermosari hingga arah Sawo Ponorogo, saat ini belum bisa dilalui roda empat. Karena ada beberapa titik jembatan yang masih rawan dan dalam proses perbaikan,”tuturnya.

Sementara Ramlan dari Dinas PUPR Jatim balai VIII yang membidangi pelaksanaan jalan nasional menuturkan, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin agar proses pengerjaan selesai tepat waktu. Dan telah bekerjasama dengan kepolisian untuk mengatur arus kendaraan saat pengerjaan berlangsung.

“Kami telah mengusulkan ke kepolisian agar dilakukan pengamanan terhadap pekerja dan pengendara selama proses perbaikan berlangsung. Solusi terbaik hingga saat ini yaitu dengan melakukan sistem buka tutup sehingga jalan tidak harus ditutup total,” jelasnya.

Ramlan menambahkan, terkait model perancangan teknis longsoran akan dibangunkan tembok pengaman di setiap titik. Khusus di titik KM 16 harus dipasang pondasi strauss setinggi 7 meter dari tanah dengan kedalam tepat di batuan terkuat. Pondasi strauss ini akan berjajar bersama tembok pengaman dengan panjang 60 meter.

Share
Penulis