PASURUAN, FaktualNews.co – Kendati pembangunan Plaza Gempol di komplek Pasar Gempol, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, sudah selesai sekitar 2 tahun lalu. Namun, pasara yang dibangun sesuai dengan program revitalisasi pasar, hingga saat ini tidak ada penghuninya.
Pembangunan pasar tersebut dibenahi sejak 2015 lalu oleh pemerintah daerah setempat, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun, pembenahan pasar sebagai wujud program revitalisasi pasar dan menelan anggaran puluhan miliar rupiah itu, malah membuat pedagang tak mau untuk menempatinya dengan berbagai alasan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pasuruan, Edy Suwanto, menyampaikan bahwa pekerjaan yang paling berat adalah membangun mental pedagang. Agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan perekonomian yang modern.“Sesuai tujuannya, revitalisasi pasar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, terutama pedagang sebagai pelakunya,” ujar Edy, Selasa (4/9/2018).
Menurut Edy, revitalisasi pasar dilakukan oleh pemerintah daerah dan pemerintahan Presiden Joko Widodo, untuk membangun ekonomi masyarakat yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Agar pasar tidak ditinggalkan oleh masyarakat pembelinya, pasar-pasar tradisional harus merubah tampilan dan menyesuaikan dengan jaman modern.
Terkait sikap pedagang yang enggan menempati lapaknya untuk berjualan dan tetap memilih suasana pasar seperti masa lalu. Mereka memilih berjualan di tempat yang bukan peruntukkannya, seperti berjualan di depan pintu gerbang, bagi Edy itu justru menjadi tantangan.
“Pasar kumuh, becek, barang berserakan dan pembeli yang berdesakan, harus berubah,” terangnya.
Dikatakannya, dengan revitalisasi dan penataan yang dilakukan tak lain untuk meningkatkan perekonomian para pedagang.”Pasar menjadi bersih, rapi, tertib dan pembeli nyaman. Peran pedagang sangat besar, memperbaiki pelayanannya kepada pembeli, tertib dan menjaga kebersihan tempatnya berjualan. Itu yang sekarang kami lakukan,” beber Edy.
Lebih lanjut Edy mencontohkan Pasar Gempol, dimana di bagian depan berupa bangunan plaza dan belakang tetap pasar rakyat yang modern. Sedangkan bangunan Plaza akan difungsikan sebagai sentral atau grosir dan perkulakan untuk garmen, konveksi, bordir dan pakaian, serta ditunjang dukungan perbankan, perusahaan ekspedisi, kuliner dan lainnya.
“Semuanya masih disiapkan dan rencananya akhir tahun ini akan segera diresmikan. Kami inginkan agar pertumbuhan ekonomi di wilayah Kecamatan Gempol ini lebih baik lagi. Sekaligus kita berharap akan sangat menunjang pertumbuhan ekonomi di Gempol dan sekitarnya,” imbuhnya.
Sejumlah pasar yang sudah direvitalisasi di antaranya, Pasar Gempol, Pasrepan, Warungdowo, Grati dan Nguling. Sedangkan yang dalam tahap pembangunan, Pasar Winongan Purwosari dan Sukorejo. Termasuk perbaikan di pasar Pandaan dan Prigen.
Biaya yang telah digelontorkan mencapai puluhan miliar rupiah, termasuk untuk Tahun 2018 ini, revitalisasi pasar disiapkan anggaran Rp 21 miliar. Dana sebesar Rp 21 miliar itu, terdiri dari Rp 9 miliar dana bersumber APBD Kabupaten Pasuruan, sedangkan Rp 12 miliar dari APBN untuk pembangunan dua lokasi pasar, yakni Pasar Sukorejo dan Winongan.
Sementara, Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan, Eko Suyono, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung revitalisasi pasar. Terkait keberadaan pedagang yang enggan menempati lapak yang disediakan, harus dilakukan pembinaan lebih lanjut.
“Pembinaan kepada para pedagang harus dilakukan dengan menertibkannya. Saya yakin, itu akan bisa dilakukan. Hasilnya pasti bagus dan tujuan revitalisasi pasar pasti terwujud,” papar Eko.