Peristiwa

Puluhan Desa di Pasuruan Masih Mengalami Kekeringan

PASURUAN, FaktualNews.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, saat ini memperbanyak volume kegiatan dropping air bersih ke 20 Desa di 5 kecamatan yang ditetapkan sebagai daerah rawan kekeringan, sejak memasuki musim kemarau.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana mengatakan, dropping air ke sejumlah desa yang mengalami kekeringan ini, sebelumnya hanya dua kali pengiriman dalam sehari. “Akan tetapi dropping air bersih kini dilakukan selama tiga kali dalam satu hari menggunakan armada tangki,” katanya, Rabu (5/9/2018).

Menurut dia dropping air dari BPBD, PDAM, Dinas Sosial, Cipta Karya dan Palang Merah Indonesia (PMI). Hal itu disebabkan meluasnya area kekeringan yang sebelumnya hanya di 19 desa menjadi 20 desa. “Sekarang ada Desa Wonosunyo, tepatnya di Dusun Belahan, Kecamatan Gempol yang juga mengalami kekeringan,” papar Bakti.

Khusus untuk Dusun Belahan, kata Bakti, ada sekitar 200-300 Kepala Keluarga yang terdampak kekeringan. Bukan tidak ada air di tempat tersebut, melainkan susahnya menyedot air dengan pipa yang mengalami disfungsi, serta sebagai dampak dari penambangan yang semakin meningkat. “Sebenarnya airnya banyak, cuma karena pompa diesel tidak bisa menarik air,” terangnya.

Dikatakannya, untuk mengatasi problem tersebut, sementara pihaknya mengirim air sampai benar-benar sudah mandiri, juga daerah itu banyak aktifitas penambangan. “Upaya dropping air bersih ini dilakukan sesuai dengan permintaan pihak pemerintah desa diteruskan ke tiap kecamatan. Dari permintaan itu, kita dropping,” beber dia.

Seperti diketahui, selain Desa Wonosunyo, ada 19 desa lain yang terdampak kekeringan, diantaranya Desa Cukur Guling, Karangjati, Karangasem, Watulumbung dan Desa Lumbang di Kecamatan Lumbang. Juga Desa Balunganyar, Pasinan, Semedusari, dan Wates, Kecamatan Lekok, kemudian Desa Jeladri, Kedungrejo.

Kemudian Desa Sumberrejo, Kecamatan Winongan, Desa Sibon, Petung, Klakah, Tambakrejo, Mangguan dan Ngantungan, Kecamatan Pasrepan, serta Desa Bulusari, Kecamatan Gempol. Kata Bakti, kedua puluh desa itu masuk dalam kategori kering kritis, masyarakat sudah tidak bisa mencari atau menemukan sumber dan air bersih melebihi jarak 3 kilometer dari tempat tinggalnya.

Pihaknya berharap kekeringan tak sampai meluas, karena dampak kemarau panjang tahun ini, berpengaruh pada menyusutnya sumber air. “Selain itu, Pemkab Pasuruan juga telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 400 juta untuk distribusi air bersih ke semua desa yang terdampak kekeringan tersebut,” pungkasnya.