FaktualNews.co

Sistem Demplot : Kurangi Pupuk Kimia, Hasilkan 8,5 Ton Perhektar

Birokrasi     Dibaca : 1024 kali Penulis:
Sistem Demplot : Kurangi Pupuk Kimia, Hasilkan 8,5 Ton Perhektar
FaktualNews.co/Istimewa/
Wabup, Danrem 082, Dandi 0815 dan Ketua DPRD Mojokerto saat panen padi sistem Demplot

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Dibandingkan dengan anorganik, pupuk organik telah lama diyakini dan terbukti mampu menaikkan kualitas tanaman baik dari segi manfaat maupun hasil jual. Tidak terkecuali pada tanaman pangan seperti padi, yang mampu panen dengan hasil lebih melimpah.

Hal ini disampaikan Danrem 082/CPYJ Kolonel Arm Budi Suwanto, saat panen padi di lokasi Pembuatan Model/Demplot/Pilot Project Tanaman Pangan Padi Kodim 0815 Mojokerto di Dusun Karangbendo, Desa Sumberjati, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (10/9/2018).

Danrem juga menyampaikan bahwa presiden telah menginstruksikan TNI untuk membantu program pertanian dalam upaya swasembada pangan. Maka dari itu, Kementrian Pertanian melakukan MoU dengan Kepala Staff AD, dalam rangka membantu distribusi pupuk agar tepat sasaran. Disamping itu pula, ada program demplot, yang dimaksudkan agar satuan kewilayahan membuat inovasi untuk membantu petani yang salah satunya dilakukan Kodim 0815.

“Hasil tanaman pangan menggunakan pupuk organik memang dihargai lebih tinggi. Disamping lebih sehat, kesuburan tanah juga terjaga. Seperti yang diterapkan pada demplot tanaman pangan padi oleh Kodim 0815 kali ini. Kunci swasembada pangan sendiri yakni menggunakan bibit hibrida seperti yang diterapkan di Jepang. Tentu hal ini kita harapkan bisa diterapkan pada pertanian di Indonesia,” kata Danrem.

Keterlibatan TNI AD dalam program pertanian dalam rangka pencapaian target swasembada pangan melalui percepatan produksi pangan dan membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu program yang sudah berjalan dan mendapatkan respon positif adalah Sentra Pelayanan Padi Perpadu (SP3T) di wilayah Korem 082/CPYJ.

Sementara Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, penerapan sistem tanaman padi pupuk organik suatu terobosan yang luar biasa, dengan hasil yang ada selisih sampai tiga ton. “Daerah ini memang daerah binaan Pemkab Mojokerto, termasuk Dinas Pertanian dan Pengairan PU Kabupaten Mojokerto. Ini luar biasa, karena di bulan September kita masih bisa panen. Saya mengajak para petani, Poktan dan Gapoktan untuk meniru model percontohan yang dikembangkan Kodim 0815 Mojokerto, mulai pembenihan, perawatan, penyiangan dan pemupukan,” jelas wabup.

Sedangkan Dandim 0815 Mojokerto Letkol Kav Hermawan Weharima, dalam laporannya mengatakan, pembuatan Model/Demplot/Pilot Project Tanaman Pangan Kodim 0815 Mojokerto, mampu mengurangi pupuk kimia hingga 80 persen dengan hasil 8,5 ton/hektar.

“Ide muncul setelah masa tanam selesai. Kegiatan ini menjawab permasalahan di masyarakat yakni meningkatkan produksi padi,” katanya.

Menurutnya, kesulitan pada masa tanam umumnya masalah pupuk. Harga pupuk kimia tinggi. Sedangkan para petani harus mendapatkan pupuk jika ingin hasil panen baik. “Oleh karena itu kami inisiataif mengurangi pupuk kimia. Tadinya ingin sewa lahan 1 hektar, namun ketika ide itu datang, ternyata masa tanam sudah berakhir. Akhirnya mencoba di lahan seperempat hektar,” terangnya.

Namun, percobaan tersebut membuahkan hasil yang maksimal. Selain itu, penggunaan sistem ini mengurangi pupuk kimia hingga 80 persen. “Di lahan yang sama dengan pupuk biasa hasilnya 5,5 hektar/ton. Sedangkan di lahan yang sama dengan metode kami, bisa menghasilkan 8,5 ton/hektar atau naik 50-60 persen,” jabar Dandim.

Prediksi hasil panen di lokasi pembuatan Model Demplot Project Tanaman Pangan Padi Kodim 0815 Mojokerto sejumlah 8,54 ton per hektar ini berdasarkan hasil pengubinan yang dilakukan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Babinsa dan Petani, pada 7 September pekan lalu di lahan seluas 1.150 meter2.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin