Ekonomi

Kebutuhan Gas Elpiji di Jember Meningkat, Pangkalan Kehabisan Stok

JEMBER, FaktualNews.co – Akibat tingginya kebutuhan masyarakat terhadap gas LPG (elpiji) 3 kilogram (Kg) di Kabupaten Jember, Jatim. Menyebabkan stok elpiji di pangkalan ataupun agen cepat habis. Tingginya permintaan elpiji di tingkat konsumen ini, karena kebutuhan masyarakat belakangan ini meningkat. Peningkatan tersebut, dimulai sejak bulan Ramadan lalu, hingga Hari Raya Idul Adha.

“Apalagi dari pertamina, sampai melakukan penambahan stok. Bahkan hari libur pun, juga dilakukan droping,” kata M. Satib pemilik salah satu agen LPG di Kabupaten Jember, saat dikonfirmasi sejumlah media, Kamis (13/9/2018).

Dengan begitu, lanjutnya, artinya sudah ada peningkatan alokasi yang cukup tinggi. Namun pada bulan-bulan tertentu, mulai Hari Raya Idul Fitri hingga Bulan November. ” Dengan kondisi ini, kebutuhan akan LPG mengalami peningkatan, karena banyaknya hajatan,” sambungnya.

Sebagai langkah antisipasi, bahkan juga sudah dilakukan ekstra droping. “Sebenarnya tiap tahun kondisi ini pun sudah lumrah terjadi. Tetapi memang saya akui, untuk tahun ini, cukup tinggi dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kejadian sama pernah terjadi pada tahun 2012, mirip,” imbuhnya menjelaskan.

Bahkan menurut Satib, untuk di tingkat pangkalan, droping yang dilakukanpun sampai setiap hari dilakukan. “Biasanya kita droping tiga hari sekali. Sekarang itu, setiap hari kita kirim. Lah inilah yang menyebabkan banyak kekurangan. Untuk upaya penambahan, ya kita usahakan untuk mengajukan,” tuturnya.

Namun diharapkan dengan adanya peningkatan konsumsi tersebut, kata Satib, jangan sampai di tingkat pangkalan menerapkan harga jual yang tidak sesuai. “Ya tetapkanlah sesuai harga eceran tertinggi (HET)Rp 16 ribu. Namun kami di tingkat agen, tetap kok. Kalau di pangkalan, ya ada yang tinggi lebih dari HET,” tandasnya.

Sehingga hal itulah yang dinilai menjadi sebuah permainan. “Jadi memanfaatkan momen, harga dinaikkan, sehingga di tingkat agen diharapkan memberikan pembinaan. Tetapi kalau kami ya selalu mengingatkan, sehingga harga kami tetap sesuai. Apalagi saya pernah mendengar ada pangkalan yang menjual Rp 18 ribu, ini jangan sampai terjadi. Mungkin perlu ada perhatian khusus terkait hal ini,” tegasnya.

Sementara itu, keluhan yang terjadi di masyarakat, terkait kebutuhan gas LPG, bahkan sampai harus melakukan pembelian online. “Saya sampai harus pesan gas 3 Kg itu, lewat online. Awalnya tahu dari teman yang juga mengeluh terkait langkanya gas elpiji itu,” ujar warga Perumahan Patrang, Rangga Mahardika.

Harganya pun dinilai cukup mahal, dibandingkan harga normal. “Saya belinya Rp 20 ribu, alasan penjualnya, karena mengantar dari daerah kampus, sehingga harga segitu untuk ongkir katanya,” ujar Rangga.