FaktualNews.co

Tradisi Ruwat Sukerta di Mojokerto, Disiram Air 14 Petirtaan untuk Hilangkan Balak

Wisata     Dibaca : 1767 kali Penulis:
Tradisi Ruwat Sukerta di Mojokerto, Disiram Air 14 Petirtaan untuk Hilangkan Balak
FaktualNews.co/Amanu/
Seorang warga disiram air dari 14 pertirtaan saat Ruat Sukerta, di Pendopo Agung Trowulan, Kabupaten Mojokerto

MOJOKERTO, FaktualNews.co– Memasuki bulan Suro atau Tahun Baru Islam, puluhan orang dari berbagai daerah mengikuti ritual Ruwat Sukerta, di Pendopo Agung Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (13/9/2018).

Puluhan peserta Ruwat Sukerta massal dari mulai tua, muda, hingga anak balita tampak mengikuti acara tersebut. Dengan mengenakan kain putih berbaris rapi mengantre untuk mengikuti prosesi siraman tujuh air suci Yakni air kelapa, air laut tawar, air hujan, embun, sumber tempur, air sendang, serta air sumber dari 14 petirtaan peninggalan Kerajaan Majapahit yang konon dipercaya dapat membawa keberkahan.

Ki Wiro Kadeg Wongso Jumeno selaku Pemangku Adat mengatakan, tujuan ruwatan kali ini adalah pembersihan diri dari energi negatif yang terdapat di dalam diri manusia. “Melalu media patirtan atau air yang sudah di campur dengan mantra atau doa di percaya bisa membersihkan diri manusia,” katanya.

Sedangkan simbol-simbol dalam acara Ruwat Sukerta seperti mandi sebagai simbol pembersihan dan juga sesaji yang sudah disediakan, seperti tumpeng, hasil bumi, perabotan rumah tangga serta yang lainya. “Ini digambarkan sebagai hawa nafsu manusia yang dikeluarkan,” tuturnya.

Bahkan, air yang digunakan untuk siraman bukan dari air sembarang, melainkan di ambil dari 14 sumber air di antaranya di Petirtaan Siti Inggil di Bejijong Trowulan, Petirtaan Tribuwana Tungga Dewi di Klinterejo Sooko, Petilasan Prabu Hayam Wuruk Desa Panggih Trowulan, Petirtaan Putri Campa di Unggahan Trowulan, Petirtaan Kubur Panjang atau Sumber Towo di Desa Unggahan Trowulan, Sumur Sakti Gajah Mada di Beloh Kecamatan Trowulan dan terakhir di Sumur Upas Candi Kedaton.

Selanjutnya setelah selesai dimandikan atau disiram dengan air sumber, peserta masih harus mengikuti prosesi lainnya. Yakni wayang ruwatan dengan lakon Murwakala oleh Ki Wasis Asmoro di Pendopo Agung Trowulan dan di akhiri dengan doa.

Sementara itu Risma finantiya salah satu peserta mengatakan, meski baru pertama mengikuti acara ini dirinya mempercayai siraman Ruwat Sukerta ini mampu membuang sial, serta membawa berkah.

“Semoga ini membawa berkah. Ini merupakan tradisi yang harus tetap kita jaga,” tukasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin
Tags