PASURUAN, FaktualNews.co – Pasuruan dikenal daerah santri ini, ternyata menyimpan beragam khas kulinernya yang dikenal yakni nasi rawon dan sate komo. Makanan ciri di Kota Pasuruan, sudah lama melegenda dan dikenal kalangan pecinta kuliner dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Para pemburu kuliner kurang puas kalau tak singgah di Pasuruan dan belum mencicipi sate yang berukuran jumbo ini, bahkan tak bisa ditemui di daerah lainnya. Makanan yang terbuat dari daging sapi ini bisa dijumpai di warung – warung nasi rawon. Tentu saja tanpa sate komo kurang lengkap.
Bahkan sebagian pecinta kuliner rawon ini, akan menjumpainya saat penyaji warung yang menanyakan pada pengunjung warungnya, meminta pakai sate komo apa empal, yang juga dihiasi toge (kecamba). Tak hanga itu, sejumlah penikmat sate gede ini, biasanya ada yang dimakan bersama nasi pecel maupun krengsengan khas Jawa.
Seperti sate pada umumnya, sate komo juga berbahan daging, ditusuk dan juga dipanggang. Yang membedakan, dengan sate biasa yakni potongan dagingnya jauh lebih besar, bisa mencapai 5-6 kali lebih besar dari potongan daging sate biasa dengan khas bumbu rempah yang terasa berbeda dengan sate Madura.
Tak hanya itu, sate komo tak ‘sreg’ atau tak pernah dinikmati dengan sambal kacang layaknya sate biasa. Meski demikian, sate ini terasa sangat lezat karena dilapisi dengan bumbu lengkap sebelum dibakar. Meski dagingnya besar, dijamin sangat empuk digigit dan lembut di lidah. Bahkan dijamin rasanya beda.
Rasanya? Dijamin membuat penggila kuliner ketagihan. Bahkan makanan khas Pasuruan ini, juga bisa dijumpai di daerah Kabupaten Pasuruan yang menawarkan nasi Rawon. Dan dipastikan ada nama sate Komo yang tak asing lagi bagi warga kota, yang tersedia di beberapa warung nasi dan di pasar-pasar desa (pasar tradisional).
“Sate ini dibuat dengan tiga tahapan. Sebelum dibakar dan disajikan, daging dipotong ukuran besar kemudian dimasak sampai benar-benar empuk. Setelah itu diberi bumbu lengkap. Saat disajikan, hanya dibakar sebentar agar hangat dan menguatkan rasa,” papar Aisyah, pemilik Warung Sakinah, di Bangilan, Kota Pasuruan, yang menjual sate komo, Sabtu (15/9/2018).
Ia mengatakan, soal rasa, sate komo memang sangat lezat karena bumbu harus dipastikan meresap ke daging sebelum dibakar dengan arang yang dibuat dari kayu pedesaan. “Proses itu tak lain untuk meresapkan bumbu ke daging itu yang paling lama. Jadi, sate yang dijual hari ini, diproses sejak sehari sebelumnya. Sehingga rasanya mak nyuus,” urainya.
Di warung yang sudah menjual nasi rawon dan sate komo sejak 40 tahun silam ini, setiap hari menghabiskan 50 kg daging sapi untuk sate komo. Warung milik Aisyah ini tak pernah sepi dari pecinta kuliner sate komo. Bahkan tiap harinya, kalangan pemburu kuliner yang datang ke warung yang berdekatan dengan SMPN 3 Kota Pasuruan ini.
Salah satu pengunjung, Aulia menuturkan datang dan menikmati nasi rawon yang dipadukan dengan sate komo rasanya luar biasa, apalagi ditambah sambal khas juga togenya.
“Saya kalau ke Pasuruan bersama kekuarga gak makan nasi rawon sama sate komo, rasanya ada yang kurang,” ujar ibu rumah tangga asal Probolinggo ini.
Jika anda ingin mencicipi sate Komo yang tak ada tandingannya di daerah lain di Jawa Timur, maka di beberapa warung di Kota Pasuruan bisa dijumpai tanpa kerepotan. Cukup 5 menit perjalanan keluar dari pintu Tol Kota Pasuruan, bisa di jumpai warung nasi rawon di pasar Kebonangung dan pasar Besar serta di JL Kusuma Bangsa (depan Puskesmas Kandang Sapi) tiap hari buka.