SUMENEP, FaktualNews.co – Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Madura, Jawa Timur, mendeklarasikan dukungan untuk pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden RI, Joko Widodo – Ma’ruf Amin dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Deklarasi Lingkar Santri Madura (LSM) yang digelar di salah satu gedung di jalan Dr. Sutomo, Lingkungan Delama, Pajagalan, Sumenep ini diawali dengan istiqhosah dan doa bersama untuk keselamatan negeri.
Deklarator acara Taufiqur Rahman menegaskan, deklarasi dukungan ini merupakan inisiatif kaum sarungan melihan kondisi nasional yang belakangan semakin tidak menantu.
“Jadi ini merupakan inisiatif dari kawan-kawan santri di Madura, mengapresiasi atas dipilihnya KH. Ma’ruf Amin sebagai pendamping bapak Jokowi dalam pilpres 2019 mendatang,” katanya, kepada sejumlah media, Jumat (21/9/2018).
Menurutnya, ratusan santri yang datang ingin turut ambil bagian menghantarkan sosok yang dikaguminya, dalam hal ini kyai sebagai pemimpin negeri.
“KH Ma’ruf Amin sejauh ini selalu saja ‘disudutkan’, kami tidak ingin kampanye, tapi kami mendeklarasikan dukungan, ini tekat bulat kami,” tegasnya.
Diketahui, ratusan santri yang datang dengan mengenakan sarung, baju koko putih dan peci ini, berasal dari berbagai pondok pesantren di Madura. “Santri yang hadir sekitar 200 an, umumnya santri Sumenep, ada sebagian dari Kabupaten Pamekasan juga,” imbuhnya.
KH Jakfar Shodiq Fauzi usai mengisi ceramah dan memimpin doa menjelaskan, kegiatan hari ini merupakan cara yang bisa dilakukan kaum sarungan untuk mendapatkan seorang pemimpin dari kalangan ulama’. Ke depan, pihaknya akan merapatkan barisan kepada para kyai NU dan ulama’ se Madura.
“Kita akan merapatkan barisan kepada para kyai NU dan Ulama’ untuk mendukung KH Ma’ruf Amin, karena kita mengimpikan seorang pemimpin dari kalangan ulama’, sekarang inilah saatnya,” jelasnya.
Menanggapi bertebarannya poster berisi hoaks, cacian dan profokatif, ia menanggapi santai. Baginya, semua itu bagian dari dinamika politik negeri ini.
“Soal Hoaks itu biasa, itu bumbu-bumbu Pilpres, dinamika seperti itu pasti ada, karena demokrasi saat ini sudah tidak sehat tidak seperti dulu lagi, isu isu agama, sara banyak hanya demi memenangkan calonnya,” tandasnya.