PASURUAN, FaktualNews.co – Sebanyak Peserta 765 burung perkutut dari berbagai daerah di Jawa Timur, hadiri ajang lomba konkurs seni suara alam Burung Perkutut yang digelar Pengda Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Pasuruan. Acaranya berlangsung di lapangan Detasemen TNI AU Raci, Kabupaten Pasuruan Minggu, (23/9/2018) pagi.
Ratusan burung perkutut memenuhi angkasa, beradu suara merdu di hadapan para juri yang sangat serius dalam menilai. Selain peserta dari daerah di Jatim, perkutut-perkutut tersebut juga dibawa oleh pemiliknya dari Semarang, Jakarta, Jogjakarta dan Bali. Ratusan sangkar burung perkutut dipasang memanjang di lokasi komba.
Untuk penilaiannya dilakukan oleh sebanyak 24 orang juri, yang terdiri dari 2 perumus, 8 penancap, dan 14 juri utama. Para juri ini tampak serius memperhatikan kemampuan burung perkutut dalam mengeluarkan suara depan, suara tengah dan suara ujung. Serta keindahan dalam hal berirama saat berada di alam arena perlombaan tahun ini.
Ketua Pengda P3SI Pasuruan, Hari Apriyanto mengatakan, jumlah peserta lomba seni suara burung perkutut ini jumlahnya meningkat dari tahun lalu. Yakni dari sebanyak 600 kung mania menjadi sebanyak 765 kung mania.”Burung kesayangan mereka akan berkompetisi dalam lima kategori yang dilombakan oleh panitia,” ujar Hari, di lokasi lomba, Minggu (23/9/2018).
Menurutnya dari lima kategori, yakni Dewasa Senior, Dewasa Junior, Piyek Junior, Piyek Senior serta Hanging (burung yang masih muda dan berusia kurang dari satu tahun).“Seluruh peserta memperebutkan 30 juara yang akan mendapat piala dan trophy atau sertifikat penghargaan dan untuk hadiah utamanya yakni 3 sepeda motor.
Dijelaskannya, para peserta lomba ini tidak ada hadiah uangnya. Tapi adalah prestise, karena perkutut juara pasti harganya akan naik, bahkan ada yang selangit sampai dibeli Rp 400 juta. Karena anak dan induknya bagus, istilah jawanya jebol kandang. Hal inilah yang dicari para kung mania dari berbagai daerah tak hanya di Jatim,” imbuhnya.
Sementara itu, Adras Ridwan selaku Ketua Pengurus Wilayah (Pengwil) menegaskan bahwa burung perkutut mempunyai lambang tersendiri bagi si pemiliknya. Terlebih prestise (kehormatan,red) burung perkutut terjadi sejak zaman kerajaan silam. Bahkan sampai saat ini masih banyak orang yang memeliharanya di rumah-rumah.
“Kalau seseorang sudah memelihara perkutut, maka apapun aktifitas si pemilik, akan langsung ditinggalkan hanya untuk merawat burung perkutut. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, kayaknya perkutut sudah tersaingi dengan burung yang lain seperti kenari, love bird, cucak rowo dan burung yang lainnya,” tandasnya.
Di sisi lain, Sekda Kabupaten Pasuruan, Agus Sutiadji mengungkapkan, lomba suara burung perkutut kembali digelar, salah satunya untuk mengulang kejayaan burung yang terkenal dengan keindahan motif bulu dan sangkar yang khas daripada yang lain itu. Sehingga hal itu menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi penggemar perkutut.
“Semoga kita terus melanjutkan tradisi nenek moyang kita, salah satunya dengan merawat burung perkutut. Ini sudah menjadi hobby para penggemar perkutut. Mari kita jaga satwa dan fauna yang ada di negeri kita, agar mereka juga memiliki habitat yang nyaman, dan tentu saja terjaga kelestariannya,” ungkapnya.
Menurut Agus, direncanakan tahun 2019, Kabupaten Pasuruan kembali akan mengadakan lomba Perkutut tingkat nasional, di Taman Chandra Wilwatikta Pandaan.“Saya dapat informasi dari Panitia kalau penyelenggaraan tahun 2019 mendatang akan dilaksanakan pada bulan Oktober. Diharapkan nantinya lebih semarak lagi,” bebernya.