FaktualNews.co

Terkait Pengurusan IMB, Menjadi Tolok Ukur Investasi di Jember

Birokrasi     Dibaca : 863 kali Penulis:
Terkait Pengurusan  IMB, Menjadi Tolok Ukur Investasi di Jember
FaktualNews.co/Hatta/
Caffe milik Yoga Satria Mahasiswa Universitas Jember (Unej), disegel oleh Satpol PP Pemkab Jember,

JEMBER, FaktualNews.co – Persoalan yang dialami Yoga Satria Mahasiswa Universitas Jember (Unej), yang warung miliknya disegel oleh Satpol PP Pemkab Jember, menjadi perhatian para pengusaha. Khususnya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Pasalnya mengakui kesalahan karena belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), kemudian berusaha untuk mengurus IMB tetapi malah dipersulit. Demikian ini dinilai menjadi tolok ukur investasi di Jember.

Ketua HIPMI Jember, Agusta Jaka Purwana, menyayangkan dengan persoalan yang dialami oleh Yoga tersebut. “Karena kasus Yoga ini, menjadi tolok ukur calon pengusaha yang akan melakukan investasi di Kabupaten Jember,” kata Agusta, Selasa (25/9/2018).

Menurut Agusta, usaha yang akan dilakukan Yoga, levelnya bukan sekelas pengusaha besar. “Masih anak mahasiswa yang baru memulai usaha dan butuh perhatian khusus, tulang punggung perekonomian, dengan idealisme dan semangatnya yang tinggi. Lah ini malah dipersulit urus IMB,” tandasnya kecewa.

Dengan kasus tersebut, kata Agusta, dikhawatirkan bisa mematahkan semangat para pengusaha muda, khususnya adik-adik mahasiswa, untuk memulai suatu usaha.

“Kami berharap segera ada perhatian, karena mereka berusaha mengikuti aturan. Lah saat sesuai aturan malah dipersulit, hal ini tentu menjadi perhatian. Jadi jangan sampai nantinya melanggar aturan yang ada,” tandasnya.

Sementara itu, saat wartawan meminta konfirmasi Suryati, Ketua RT I Lingkungan Pelindu, Kelurahan Karangrejo, Lingkungan Pelindu, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, menyampaikan, pihaknya dan warga tidak merasa keberatan dengan adanya warung milik Yoga itu.

“Karena usaha yang dibuka adik-adik mahasiswa itu, nantinya akan memberikan manfaat seperti halnya usaha café yang ada di sekitarnya. Karena ramai akses dan banyak mahasiswa. Berpengaruh juga bagi warga yang memiliki usaha kos-kosan,” ungkap Suryati.

Pihaknyapun tidak menampik, ada sejumlah warganya, yang memang menolak dengan berdirinya warung milik Yoga itu. “Yang saya tahu, ada surat penolakan warga sekitar 15 KK, yang menolak warung milik mas Yoga. Karena meminta akses jalan umum disamping warung. Tetapi mas Yoga menyanggupi permintaan itu, saya kira tidak ada masalah,” jelasnya.

Apalagilanjutnya, mayoritas banyak yang setuju dengan adanya warung, tidak ada masalah. Suryati mengaku kasihan Yoga dan teman-temannya jika tidak segera buka warung tersebut.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Tags