Kesehatan

Ogah Difogging, Warga Jember Malah Kunci Rumahnya

JEMBER, FaktualNews.co – Sejumlah warga di Perumahan Graha Permata Indah Lingkungan Krajan, Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, terdampak penyakit demam berdarah (DBD).

Setelah diketahui 2 orang menjadi korban dan 2 lagi dinyatakan suspect penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti itu. Sehingga Puskesmas Gladak Pakem dan jajaran pemerintah setempat, melakukan upaya fogging (pengasapan) di wilayah tersebut.

Namun sayangnya, warga di perumahan tersebut kurang peduli. Lantaran, saat dilakukan pengasapan, banyak warga yang enggan membuka pintu rumahnya, saat hendak dilakukan fogging oleh petugas dari puskesmas terdekat.

“Upaya fogging merupakan upaya terakhir yang dilakukan untuk memberantas nyamuk dewasa, dan dilakukannya seminggu 2 kali. Namun harusnya dari masyarakat, ada kepedulian untuk melakukan pengecekan tempat penampungan air. Karena nyamuk demam berdarah ini, sukanya ditempat penampungan air bersih, atau baju yang digantung itu,” ujar Kepala Puskesmas Gladak Pakem dr. Adi Subagyo saat dikonfirmasi media, Jumat (28/9/2018).

Namun kenyataan riil di masyarakat, warga malah menutup rumahnya saat dilakukan upaya fogging tersebut. Mereka seakan ogah rumahnya disterilkan dari peredaran nyamuk yang mematikan itu.

“Nah ini bagaimana dilakukan upaya fogging, rumah warga semua ditutup kita tidak boleh masuk dalam rumah. Padahal nyamuk itu bukan di tempat-tempat kotor, malah adanya di dalam rumah. Ini sangat disayangkan sekali. Bagaimana kita memberantas nyamuk ini,” katanya kecewa.

Pihaknya berharap, ada kepedulian warga mengenai pemberantasan nyamuk tersebut. “Nantinya akan dilakukan kegiatan sama, beberapa hari lagi, karena siklus jentik nyamuk menjadi dewasa ini 2 kali. Kami berharap kerjasama warga untuk sama-sama melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Tetapi untuk pencegahan, bisa dilakukan warga sendiri,” katanya.

Sehingga tidak sampai muncul kasus, dengan upaya pencegahan yang dilakukan warga, penyebaran penyakit DBD bisa dihindari penyakit. Sementara itu, Lurah Kranjingan Daniel Aji Subiyanto menyampaikan, pihaknya berharap pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti, dapat menjadi kepedulian warga. “Untuk musim ini, ada 4 orang terkait penyakit DBD itu. Mudah-mudahan tidak berkembang lagi,” kata Daniel.

Sebab, warga di wilayahnya itu sudah rutin melakukan pencegahan. Sehingga setiap individu warga ini, selalu seminggu sekali melakukan menguras, menutup dan mengubur di lingkungan rumahnya masing-masing. Dengan kurangnya perhatian warga bahkan sampai mengunci rumah.

“Saya berharap nanti kegiatan berikutnya, ada kepedulian warga. Namun yang jelas, kami selalu memberikan informasi dan mengajak masyarakat untuk memberantas DBD ini,” tandasnya.