JOMBANG, FaktualNews.co- Bencana tsunami di Donggala, Sulawesi Tengah, memantik reaksi Pondok Pesantren At Tahdzib, Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Betapa tidak, untuk memberi dukungan serta doa terhadap korban tsunami di Donggala, Ponpes At Tahdzib menggelar shalat ghoib dan do’a bersama.
Shalat gaib yang berlangsung Sabtu (29/9/2018) berlangsung di masjid pondok diikuti ratusan santri. Dengan imam KH Masruh, yang tak lain adsalah Pengasuh Ponpes At Tahdzib, ratusan santri ini nampak dengan khusyuk menjalankan ibadah shalat ghoib dan serta do’a bersama.
Di Ponpes yang berlokasi di wilayah petrbatasan antara Kabupaten Jombang, dengan Kabupaten Kediri ini, belasan santrinya berasal dari Sulawesi Tengah. Mereka mengaku merasa karena hingga Jum’at (29/9/2018) pagi, belum menerima kabar kepastian kondisi keluarganya pasca musibah bencana tsunami di Donggala.
“Hingga pagi ini, saya belum bisa menguhubungi keluarga di sana. Rumah kami memang tidak berada di Palu, tapi dekat dengan laut yang ada di kawasan Sulawesi Tengah, “ujar Muhammad Ruski, santri asal Sulawesi, usai shalat ghoib dan doa bersama.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes At Tahzib Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jatim, KH Masruh, mengaku sengaja mengajak santrinya untuk shalat ghoib dan doa bersama sebagai bentuk keprihatinan terhadap bencana tsunami. “Semoga korban bencana tsunami di Donggala diberi kesabaran. Semoga semuanya bisa mengambil hikmahnya dari bencana ini. Dan semoga pula, Allah SWT, tidak memberikan lagi musibah yang ada di negeri Indonesia yang kita cintai ini, “ujar KH Masruh.
Terkai dengan santrinya yang berasal dari Sulawesi Tengah, KH Masruh berharap kepada keluarga santri yang berasal dari Sulawesi Tengah, agar segera menghubungi santrinya. “Kami berharap keluarga santri di Sulawesi selamat dan segera menghubungi keluarganya yang ada di pondok sini. Agar santri yang berasal dari Sulawesi ini juga segera mendapat kabar dari keluarganya, “ujar KH Masruh.
Sebagaimana diberitakan, tsunami di Donggala, Sulawesi Tengah, yang tejadi Jum’at (28/9/2018) mengakibatkan bangunan porak-poranda, serta menewaskan sekitar 80 orang meninggal dunia.