Peristiwa

Kekeringan di Mojokerto Meluas, Jadi 8 Desa

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Dampak musim kemarau yang berkepanjangan, tidak hanya menyebabkan meningkatnya jumlah kebakaran hutan dan lahan. Hal itu, juga berdampak pada meluasnya jumlah kekeringan di sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto M Zaini mengatakan, jumlah kekeringan di Kabupaten Mojokerto terus mengalami peningkatan. Hal itu sesuai dengan data yang di peroleh anggota dari sejumlah wilayah.

Jika tahun 2017, hanya ada empat Desa yang mengalami kekeringan di wilayah Kecamatan Ngoro yang terdiri dari Desa Kunjorowesi, Kutogirang, Manduro Manggung Gajah serta Sumberan, di tahun 2018 ini jumlahnya meningkat menjadi 8 Desa. Antara lain di Kecamatan Dawarblandong yang berada di Desa Pulorejo, Simongagrok, Cinandang dan Bayu legi.

Zaini menambahkan, seharuanya, sejak tahun 2017 wilayah Kecamatan Dawarblandong terbebas dari bencana kekeringan. Hanya saja kebanyakan warga di wilayah Dawarblandong banyak mengunakan sumber air Weslik, sehingga saat kemarau tiba sumber mata air mengecil.

Meski demikian, di tahun 2019 mendatang pihaknya akan berupaya agar warga segera beralih kepada PDAM sehingga tidak ada lagi kekeringan di wilayah tersebut.

“Namun, kami tidak akan memaksa warga, mengunakan Weslik atau PDAM yang jelas BPBD hanya mengatakan saja,” ungkapnya, Kamis (4/10/2018).

Sedangkan, kekeringan yang terjadi di wilayah Ngoro, yang hampir terjadi di tiap tahunnya. Langkah yang diambil BPBD yakni menyuplai air bersih, dan berencana akan memasang pipanisasi sepanjang 90 meter dari sumber mata air yang berada di Trawas dengan anggaran Rp 800 juta.