Kisah Perantau Pasca Gempa Palu, 4 Hari Tunggu Giliran Pulang ke Kampung Halaman
JEMBER, FaktualNews.co – Kondisi pasca musibah gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah mengakibatkan banyak orang menjadi korban baik meninggal ataupun mengalami luka-luka. Bahkan ribuan pendatang yang merantau di sana, memilih untuk meninggalkan kota yang tertimpa bencana itu.
Akibatnya, sejak Sabtu (29/9/2018), terjadi penumpukan ribuan orang di Bandara Mutiara SIS Al Jufrie, yang ingin meninggalkan Kota Palu. Memilih untuk pulang ke kampung halamannya, ataupun pindah ke Makasar untuk mencari perlindungan dan mengungsi.
“Terjadi penumpukan orang yang mau mengungsi. Bahkan untuk mendapat makanan saja harus rebutan. Saya bersama rekan merasa prihatin. Semuanya menunggu untuk pulang (keluar dari Kota Palu),” ujar Junaedi (35) salah seorang korban selamat Warga Jember, saat menceritakan kondisi di Bandara Mutiara SIS Al Jufrie, Kamis sore (4/10/2018).
Junaedi menyampaikan, di lokasi pengungsian, makanan yang ada dan tersedia, hanya mi instan bantuan dari TNI, biskuit, dan air bersih. “Untuk makan mi itu, kita campur dengan air mentah bersih yang didapat. Saat itu, makanan itu kita bagi dengan 10 orang anggota kami. Tidak ada rasa lapar saat itu, pokoknya bisa berbagi bersyukur,” ujarnya menceritakan kondisi saat itu.
Bahkan kondisi itupun harus dialaminya selama 4 hari menunggu antrian pesawat hercules yang mengantar pengungsi ke Bandara Makasar, sebelum dipulangkan ke Pulau Jawa.
“Baru malam keempat sesampai di Bandara Makasar setelah perjalanan pesawat 1 jam 45 menit, baru bisa makan nasi bungkus dengan 1 telur rebus. Alhamdulillah saat itu kenikmatan tiada tara,” ungkapnya.
Menurut Junaedi, tujuan pengungsi tersebut, kebanyakan ke pulau Jawa. Karena mayoritas pendatang. “Tetapi kalau masyarakat lokal, tidak ingin keluar dari Palu, dan memilih tetap bertahan di sana. Sehingga kami berharap, pemerintah memperhatikan masyarakat di sana, karena kondisinya memang sangat memprihatinkan,” tandasnya.
Senada dengan yang disampaikan Junaedi, Sulakso Warga Jember yang juga selamat menyampaikan, kondisi di pengungsian di kala itu,sangat memperihatinkan. “Di dalam bandara itu ada ribuan orang banyaknya, belum yang diluar bandara. Mereka semua menunggu untuk antri naik pesawat Hercules keluar dari Palu. Bahkan saya pun juga sempat membantu TNI untuk membagikan makanan, semua berebut. Semoga sekarang sudah tidak,” tuturnya.
Setelah sampai di Bandara Makasar, perjalanan pun dilanjutkan dengan menumpang pesawat Hercules milik TNI, bersama 150 orang lainnya. Perjalanan itu pun berlangsung selama 2 jam, dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh, Malang.
“Sampai di Malang, saya mencoba menghubungi teman yang punya usaha travel. Minta tolong untuk bisa sampai di rumah, bayarnya belakangan. Karena saat itu tidak bawa apa-apa, hanya baju yang melekat. Saya pun dijemput, Alhamdulillah Rabu malam sekitar jam 11, akhirnya kami sampai di Jember,” tandasnya.