JEMBER, Faktualnews.co – Bentuk kepedulian akan jaminan sosial ketenagakerjaan, ratusan warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan buruh migran di Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, ikut menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Sehingga desa tersebut dikukuhkan sebagai salah satu Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, kemudian nantinya, desa tersebut akan diikutkan lomba bersama dengan 200 desa lebih se Indonesia, terkait potensi masyarakatnya.
“Program Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan telah diselenggarakan sejak 2017, kami bekerja sama dengan perangkat desa untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat desa tentang manfaat program BPJS Ketenagakerjaan” kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Jember, Dwi Endah Aprilistyani, kepada sejumlah media, Senin (8/10/2018).
Menurut Endah, terpilihnya desa Dukuh Dempok sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah karena memiliki potensi pekerja mandiri yang beragam.
“Awalnya kami mengadakan kegiatan dengan kelompok tani, dan antusiasmenya luar biasa besar. Selain itu, desa Dukuh Dempok juga merupakan desa sadar buruh migran dan menjadi binaan Migrant Care,” jelas Endah.
Endah berharap, Desa Dukuh Dempok dapat menjadi teladan dan menularkan ke desa lainnya untuk sadar akan pentingnya perlindungan jaminan sosial dan memahami manfaat program BPJS Ketenagakerjaan.
“Setiap pekerja harus memahami risiko atas pekerjaannya. Jika sudah paham risikonya, pasti akan memahami manfaat program BPJS Ketenagakerjaan” ujarnya.
Lebih jauh Endah menyampaikan, pada tahun 2017 terdapat 276 desa yang menjadi Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. “Nantinya program ini dilombakan ditingkat nasional, dan kami berharap Desa Dukuh Dempok dapat menjadi juara nasional tahun ini,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Dukuh Dempok Miftachul Munir menyampaikan, respon dan antusias warganya terhadap program Desa Sadar Jaminan Sosial cukup baik.
“Kami bersyukur dapat ikut program tersebut, dan masyarakat sangat antusias dengan program BPJS Ketenagakerjaan. Mengingat sebagian besar masyarakat kami adalah petani dan buruh migrant,” ujarnya.
Miftach bersama jajarannya juga akan terus melakukan sosialisasi kepada warganya, agar mereka mengetahui pentingnya program BPJS Ketenagakerjaan tersebut.
Diketahui sampai bulan September 2018 ini, sebanyak 12.249 pekerja mandiri atau Bukan Penerima Upah (BPU) di Jember telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Namun BPJS Ketenagakerjaan Jember sendiri menargetkan, untuk bisa meraih jumlah lebih banyak lagi, hingga 15.061 peserta.