FaktualNews.co

Kepanikan Wakil Ketua DPRD saat Gempa 6,4 SR Guncang Jember

Peristiwa     Dibaca : 1073 kali Penulis:
Kepanikan Wakil Ketua DPRD saat Gempa 6,4 SR Guncang Jember
FaktualNews.co/Muhammad Hatta/
Sejumlah pasien di RS Jember, pasca gempa guncang Situbondo.

JEMBER, FaktualNews.co – Guncangan gempa magnitudo yang berpusat di perairan Situbondo, Kamis (11/10/2018), dini hari juga dirasakan para pasien yang dirawat di RS Jember Klinik, Jalan Bedadung, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Bahkan kepanikan saat getaran gempa yang cukup terasa, juga dialami Ayub Junaedi, Wakil Ketua DPRD Jember. Ketika itu, ia mendampingi istrinya pasca menjalani operasi usus buntu.

“Saat itu saya sedang beristirahat di sofa kamar pasien, tempat istri saya dirawat, sedangkan anak-anak ada di rumah neneknya. Kebetulan istri saya saat itu baru saja menjalani operasi usus buntu sekitar 2 hari yang lalu,” ujar Ayub saat dikonfirmasi media, Kamis siang (11/10/2018).

Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda ataupun firasat akan terjadi gempa saat itu. Kebetulan saat itu sekitar jam 1, ia terbangun dari tidur dan mau ke kamar mandi bermaksud buang air kecil.

“Istri juga saat itu sedang tidur istirahat. Tiba-tiba ada getaran cukup keras, dan sempat panik,” ungkapnya. Ayub pun bergegas untuk keluar kamar pasien dan meminta bantuan dari perawat jaga.

“Saat kondisi guncangan keras, saya keluar kamar, perawat pun saat itu sigap mengambil kursi roda dan membantu istri saya untuk segera berkumpul di titik aman di tengah taman rumah sakit, bersama dengan pasien di kamar lainnya,” sambungnya.

Beruntung ruang rawat inap pasien istri legislator dari PKB ini, berada di lantai 1. Sehingga, proses evakuasi sangat cepat. Namun, lantaran paniknya, beberapa keluarga pasien ada yang menabrak pintu rumahsakit.

“Jadi saya terus mengawal istri dibantu perawat mendorong kursi rodanya untuk menuju tempat aman. Saat itu saya lihat pasien lain, atau keluarganya saya tidak tahu jelas, sampai saya lihat ada yang menabrak pintu kaca, berhamburan menuju titik kumpul, sesuai petunjuk arah, karena memang panik saat itu,” ujarnya.

Goncangan keras gempa itu pun dirasakan olehnya, menurut Ayub, sekitar 5 menit. Seluruh penghuni rumahsakit pun langsung berdoa agar guncangan tidak bertambah parah.

“Saat itu semua berdoa, dan mengucap istighfar, istri saya pun terlihat panik dan takut. Setelah kurang lebih 20 menit dirasa sudah tidak ada getaran gempa itu, baru kami diperbolehkan kembali masuk ke kamar pasien untuk beristirahat,” tuturnya.

“Saya juga saat itu langsung menelepon mertua, dan menanyakan kondisi anak-anak. Alhamdulillah semua aman, dan tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur RS Jember Klinik dokter Suratini menyampaikan, sesuai dengan prosedur keselamatan pasien, saat terjadi bencana, pasien rumahsakit memang harus dibawa ke titik aman yang berada di taman tengah rumah sakit.

“Sebelumnya kami memang sudah dilatih untuk menghadapi bencana, sesuai prosedur keselamatan. Dari latihan itu, kita terapkan saat kejadian gempa semalam,” tuturnya.

Para perawat dan staf, ataupun dokter jaga, sudah terlatih untuk menghadapi kondisi tersebut. “Sehingga syukur Alhamdulillah semua aman, untuk keluarga pasien yang sempat menabrak pintu kaca, juga tidak sampai terluka,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin