JEMBER, FaktualNews.co – Gempa 6,4 skala richter (SR) yang mengguncang wilayah Kabupaten Situbondo dirasakan hingga Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (11/10/2018).
Akibat guncangan gempa Situbondo ini, pasien yang ada di sejumlah rumah sakit (RS) Jember, sempat mengalami kepanikan. Bahkan, pasien harus dievakuasi ketempat yang aman mengantisipasi hal tidak diinginkan.
Seperti yang juga terjadi di rumah sakit daerah (RSD) milik Kabupaten Jember.
Menurut Direktur RSD dr. Soebandi, Hendro Soelistijono, guncangan gempa Situbondo, sempat membuat khawatir para pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.
“Sempat panik, tapi berhasil kita tenangkan,” kata Hendro saat dikonfirmasi FaktualNews.co, Kamis (11/10/2018).
Dia menjelaskan, kepanikan terutama terjadi di lantai 3. Petugas juga membantu pasien untuk turun dan dibawa ke lokasi yang aman.
“Kita bawa melalui anak tangga, bukan lift. Kemudian kita bawa ke luar. Kita memang utamakan yang di lantai 3 karena posisinya yang paling jauh,” tambahnya.
Setelah guncangan gempa Situbondo mereda, pasien pun dibawa kembali ke ruang masing-masing. “Setelah di luar kita hitung, selanjutnya kita bawa ke ruangan masing-masing,” tutur Hendro.
Dijelaskannya, tidak ada kerusakan di bangunan rumah sakit itu. Hanya saja, lift untuk mengakut alat steril sempat macet saat gempa.
“Kerusakan bangunan tidak ada, hanya lift untuk mengangkut barang yang rusak dan macet. Ini masih diperbaiki,” katanya.
Untuk saat ini, sambung Hendro, aktivitas di rumah sakit sudah kembali normal. “Alhamdulillah sudah normal kembali sekarang,” pungkas Hendro.
Sementara itu, Direktur RS Jember Klinik dokter Suratini menyampaikan, saat gempa terjadi, sesuai dengan prosedur keselamatan terhadap bencana, pasien langsung dikumpulkan ke titik aman yang sudah ditentukan.
“Saat getaran gempa itu terasa, sesuai prosedur, para pasien dari lantai bawah sampai atas diturunkan, melalui tangga. Karena kalau lewat lift bahaya. Menuju titik kumpul di taman (tengah rumah sakit),” kata Suratini.
Untuk pasien yang mengalami sesak napas, ataupun saat itu kondisi belum sadarkan diri dan membutuhkan bantuan oksigen. “Kami bantu dengan menggunakan tabung oksigen mobile. Jadi tetap untuk mengupayakan keselamatan,” tuturnya.