FaktualNews.co

Cuaca Ekstrem, Harga Ikan Air Tawar dan Laut di Jombang Mahal

Ekonomi     Dibaca : 1724 kali Penulis:
Cuaca Ekstrem, Harga Ikan Air Tawar dan Laut di Jombang Mahal
FaktualNews.co/Tari/
Pedagang ikan segar di Pasar Pon Jombang

JOMBANG, FaktualNews.co – Harga ikan laut dan air tawar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melonjak. Seperti di Pasar Pon setempat, harga ikan di sejumlah lapak-lapak pedagang naik rata-rata Rp 10 ribu setiap kilogramnya. Kenaikan itu sendiri terjadi sejak satu pekan lalu, Jumat (19/10/18).

Salah satu pedagang, Asfiyah, mengaku tidak mengetahui pasti penyebab mahalnya harga ikan ini. Namun dia menduga hal ini akibat faktor cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Sehingga membuat kebutuhan air dan kelangsungan hidup ikan ditambak terganggu.

Begitu pula di laut, cuaca buruk dalam beberapa pekan terakhir diduga membuat nelayan kesulitan menangkap ikan. Praktis, hal ini membuat biaya operasional petani maupun nelayan juga meningkat.

Asfiah mengatakan, kenaikan menonjol terjadi pada ikan gurami, cumi-cumi dan udang. Gurami yang sebelumnya berkisar Rp 35 ribu kini naik menjadi Rp 45 ribu per kilogram. Begitu juga dengan cumi-cumi yang kini dijual dengan harga Rp 60 ribu padahal sebelumnya hanya Rp 50 ribu per kilogram. Sedangkan udang, harganya kini mencapai Rp 80 ribu, dimana sebelumnya hanya Rp 70 ribu setiap kilogramnya. Itupun untuk udang dengan ukuran paling kecil.

“Harga ikan air tawar memang naik sejak semingguan ini, Bandeng sebelumnya seharga Rp 32 ribu menjadi Rp 34 Ribu, terus mujaer dari harga Rp 30 ribu kini Rp 35 ribu,” katanya.

Asfiyah dan pedagang lainya, menjelaskan, satu-satunya komuditas ikan air yang tidak mengalami kenaikan harga yakni ikan lele. Sampai saat ini harga ikan lele masih bertahan pada angka Rp 20 ribu per kilogram.

Menurut Asfiyah, kenaikan harga ikan ini tidak berpengaruh pada permintaan pelanggan. Hanya saja, nilai pembelian para konsumen ini berkurang.

“Kalau permintaan tetap, pelanggan saya juga tetap, namun jumlah pembelian mereka yang sedikit dikurangi misal dari dua kilo menjadi satu kilo,” jelas Asfiyah.

Menurut Asfiyah, tak jarang berkurangnya nilai jual pelanggan ini membuat dagangannya tersisa dan terpaksa dia bawa pulang. “Kalau nggak habis ya saya bawa pulang, dimasukkan box freezer,” ungkapnya.

Sementara, salah satu pembeli ikan, Darto, mengaku tidak mempermasalahkan kenaikan harga ikan ini. Dia yang notabene merupakan pemilik warung sea food pun terpaksa ikut menaikkan harga daganganya, sebagai penyesuaian harga.

“Solusinya ya saya ikut naikin harga dagangan saya, misalnya dari Rp 20 Ribu per porsi menjadi Rp 23 sampai Rp 25 ribu,” pungkas Darto.(Tari)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin