FaktualNews.co

Harga Telur Ayam Anjlok, Peternak di Jombnag Rugi

Ekonomi     Dibaca : 1009 kali Penulis:
Harga Telur Ayam Anjlok, Peternak di Jombnag Rugi
FaktualNews.co/Tari/
Peternak ayam petelur asal Jombang saat memanen hasil di kandangnya

JOMBANG, FaktualNews.co – Harga telur ayam di Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengalami penurunan drastis. Hal ini praktis membuat para peternak setempat merugi.

Menurut hitungan seorang peternak ayam petelur di Dusun Bogem, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, M Nasir (51), tiap seribu ekor ayam dengan kapasitas produksi telur sebesar 70 persen, ia mengalami kerugian sekitar 200 ribu hingga 350 ribu.

Nasir menjelaskan, saat ini harga telur ayam ditingkat peternak berada pada level 15 ribu hingga 16 ribu rupiah perkilogramnya. Padahal sebelumnya mencapai 19 ribu hingga 20 ribu rupiah.

“Saya kira ini rugi, kalau produksi ayam 70 persen sudah rugi. Kecuali yang produksi 90 persen masih impas. Tapi untuk pembibitan sudah tidak mampu, tidak bisa membeli lagi untuk ayam DOC nya,” tutur M Nasir, Sabtu (20/10/18).

Nasir menambahkan, jika ayam petelur kapasitas produksinya sekitar 70 persen, dengan kondisi harga telur seperti sekarang ini, bisa dipastikan peternak mengalami kerugian, karena menurutnya, harga pakan juga mahal.

“Harga pakan sangat mahal, waktu kurs Dollar (Amerika) terhadap Rupiah itu 14. 500 rupiah dulu, sekarang 15.200 rupiah lebih, itu naiknya 600 rupiah per kilogram. Artinya, per saknya menjadi 30 ribu naiknya,” jelasnya.

Harga pakan yang naik tersebut, lanjut Nasir, tak sebanding dengan harga jual telur sekarang ini. Selain harga turun, imbuh Nasir, permintaan pembeli juga mengalami penurunan beberapa waktu terakhir ini.

Bahkan saat ini katanya, ada stok telur miliknya sejumlah 7,5 hingga 10 ton yang merupakan stok antara tiga sampai hari panen belum bisa terjual. Kepada pemerintah, ia berharap agar nilai tukar Dollar Amerika terhadap Rupiah dapat diturunkan.

“Harapan saya agar pemerintah bisa menstabilkan nilai rupiah saja, sehingga harga (pakan) tidak terlalu tinggi. Karena konsentrat kandungan importnya kan sangat tinggi juga,” pungkasnya.(Tari)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin